Sepak terjang wartawan abal- abal atau lazim disebut wartawan bodrex seringkali menimbulkan keresahan di masyarakat. Terlebih lagi bagi masyarakat biasa mereka kerap kewalahan menghadapi pasukan pemburu amplop tersebut.
Dari sekian banyak wartawan brodrex yang berasal dari media tidak jelas yang tidak ada izinnya serta terdaftar di Dewan Pers yaitu lapan6online.com dan republiknews.id. Dua situs website yang merupakan media online abal-abal ini sering beroperasi di wilayah Jabodetabek khususnya Bekasi.
Seringkali para wartawan gadungan ini bekerjasama dengan kantor notaris, kantor pengacara, calon anggota legislatif, para pelaku bisnis dengan tujuan menjerat mangsanya khususnya wanita atau orang awam.
Memang dua media abal-abal ini (lapan6online.com dan republiknews.id) memakai modus profesi wartawan dengan menargetkan korban atas suruhan orang yang membayarnya.
"Wartawan lapan6online.com dan republiknews.id suka datang ke kantor Notaris dan lain-lain untuk meminta sejumlah uang agar berita yang disuruh oleh pemilik uang ditayangkan. Sudah seharusnya Dewan Pers, Kominfo, dan pihak terkait menutup dua media abal-abal itu dengan segera (2X24 jam)," ujar Ratih warga Bekasi menegaskan.
Tak hanya Ratih, Ijul pemilik toko di wilayah Bekasi juga mengungkapkan bahwa media lapan6online.com dan republiknews.id sering memeras masyarakat dengan ancaman pemberitaan.
"Ya, kadang di dalam berita lapan6online.com dan republiknews.id suka menayangkan berita ancaman pencemaran nama baik dengan pasal-pasal pidana atau perdata atas suruhan pemilik uang untuk calon korbannya dan sebagainya. Tentu saja ini sangat meresahkan warga. Dan, kami warga Bekasi meminta media abal-abal ini ditutup karena sudah sangat meresahkan," jelas Izoen warga Bekasi yang berharap Dewan Pers serta Kominfo menutup media lapan6online.com dan republiknews.id.
Karena banyaknya korban, agar nantinya masyarakat tak menjadi ATM hidup bagi oknum- oknum yang mengaku wartawan online aspal alias bodrex. Khusus di sini kami memberikan kiat aman sederhana dalam menghadapi para pasukan bodrex tersebut. Berikut kiat-kiatnya.
1. Jangan panik saat dihubungi seseorang yang mengaku sebagai wartawan, sebab, ketika diri kita dilanda kepanikan, maka otak kurang mampu berfikir optimal.
2. Hadapi dengan tenang, tanyakan dari media apa ? Minta press cardnya, minimal surat tugas dari redaksi. Bila belum pernah mendengar nama medianya, abaikan saja. Tak perlu dilayani.
3. Bila oknum tersebut mengaku bertugas satu kota, coba lakukan cross check ke bagian humas pemerintah kota/ kabupaten. Sebab, setiap wartawan yang sah, pasti terdaftar di instansi tersebut.
4. Bila terpaksa harus menemuinya, upayakan ada pendamping. Sehingga semisal muncul upaya pemerasan, ada saksinya.
5. Jangan terpengaruh dengan intimidasi mau pun bualan- bualan pelaku yang seakan memberikan pressure.
6. Jangan sekali kali memberikan uang mau pun barang, sebab, kebaikan anda bakal dijadikan langganan tetap.
7. Bersikaplah ramah namun tegas, jangan membuka peluang kompromi.
8. Akan lebih baik bila memiliki hubungan dengan salah satu wartawan tulen yang ada di kota/ kabupaten. Paling tidak, bisa untuk menggali informasi tentang keberadaan oknum- oknum yang suka memeras tersebut. Biasanya, di satu kota/ kabupaten terdapat wartawan beneran yang totalnya mencapai 20 -- 30 orang.
9. Bila dianggap perlu, pelajari UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, minimal bida dijadikan pegangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H