Awal bulan Sepember 2017, Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono membuka program TMMD (Tentara Manunggal Membangun Desa) ke-100. Program TMMD yang secara fisik melakukan pengerjaan sasaran proyek yang diprioritaskan pada peningkatan prasarana wilayah berupa infrastruktur, fasilitas umum dan sosial yang menyentuh langsung pada kehidupan masyarakat.
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-100 Tahun 2017 merupakan wujud menyatunya (manunggal) TNI dan rakyat lewat semangat gotong-royong. Semangat gotong-royong ini merupakan warisan leluhur bangsa yang diaplikasikan dalam prorgam TMMD. Program TMMD ini digulirkan pemerintah sekarang tiga kali dalam setahun secara serentak di seluruh Indonesia. Tujuan program ini untuk mewujudkan pemerataan pembangunan terutama wilayah yang masih tertinggal demi kesejahteraan rakyat.
Dalam mengejar sebuah ketertinggalan itu, tentu butuh kesadaran dan partisipasi semua komponen bangsa untuk saling bahu-membahu membantu tugas negara dan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan. TNI sebagai bagian dari elemen bangsa yang mempunyai fungsi khusus sebagai alat pertahanan dalam Undang-Undang No. 34 tahun 2004 tentang TNI, menyebutkan dua pola operasi  pokok TNI, yakni Operasi Militer untuk Perang  (OMP) dan Operasi Militer  Selain Perang (OMSP) yang terbagi dalam beberapa bentuk kegiatan.
TNI Berorientasi Kepada Kepentingan Rakyat
Keterlibatan TNI dalam bentuk partisipasi aktif terhadap sensitifitas persoalan masyarakat yang dikemas dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK) dan lain sebagainya secara hukum memang telah dipayungi, namun lebih dari itu sebenarnya TNI tidak boleh tinggal diam terhadap persoalan masyarakat padahal dengan segenap kemampuan yang dipunyai, TNI bisa memberikan kontribusi positif dalam membantu persoalan masyarakat.
Bagaimanapun TNI tidak boleh mengingkari proses kelahirannya yang lahir dari rakyat dan dibesarkan oleh rakyat, artinya apa yang dilakukan TNI harus berorentasi kepada kepentingan rakyat. Dalam visi dan misi TNI keprofesionalan TNI dalam melakukan tugas pokoknya harus terbangun spirit untuk dicintai dan mencintai rakyatnya.
TMMD masih dijadikan bentuk pola komunikasi yang sehat dalam membangun kemanunggalan TNI dengan rakyat. Sudah beragam bentuk proyek yang telah dilakukan TNI, bahkan yang menggembirakan, ungkapan terima kasih dan permintaan dari warga agar wilayahnya dijadikan sasaran proyek TMMD terus bertambah tiap waktu.
Walaupun ini belum bisa dijadikan indikator sepenuhnya, terhadap keberhasilan kegiatan teritorial TNI, sebenarnya ini sudah memberi gambaran, TMMD tidak memunculkan persinggungan yang merugikan bagi rakyat dan TNI yang oleh sebagian kalangan yang antipati dengan TNI, seolah-olah dianggap sebagai upaya politisasi masyarakat untuk kepentingan tertentu.
Manfaat TMMD Itu Luar Biasa
Sebuah berita menarik, mungkin perlu untuk diulas, tak jarang  prajurit selama TMMD berlangsung ternyata malah mendapatkan berkah dengan menemukan tambatan hatinya dan sampai akhirnya mempersunting gadis desa tersebut. Artinya kalau ini bisa juga dilihat sebagai indikator, maka proses sosial komunikasi TNI dan rakyat secara alami berjalan dengan baik, mustahil kalau tidak terbangun suasana yang baik beberapa prajurit, pada akhirnya menemukan jodoh di lokasi TMMD, dampak lainnya tentu hubungan tidak terhenti seiring dengan berakhirnya TMMD di wilayah tersebut, buktinya ada prajurit yang mesti harus melawat kesana.
Dari beberapa fakta lapangan dapat ditangkap, sebenarnya telah memberi gambaran TMMD sampai saat ini masih memberikan nilai manfaat, niat baik dari awal ini tentu bagi TNI ini bisa menjadi wadah positif untuk membangun citra positif dan sekaligus komitmen TNI sebagai bentuk pengimplementasian Delapan wajib TNI.