[caption id="attachment_368138" align="alignnone" width="771" caption="lautan sampah,sumber foto:tempointeraktif.com"][/caption]
[caption id="attachment_368036" align="alignnone" width="699" caption="Lautan Sampah,sumber foto:kompas.com"]
Mengubah seketika manusia Indonesia menjadi lebih baik ternyata masih menemui kegagalan. Pasca konser 3 jari kemarin, Kompleks Monumen Nasional menjadi lautan sampah. Konsep Revolusi Mental yang diusung oleh Jokowi belum disambut dan ditindaklanjuti oleh pendukung-pendukungnya. Perbaikan mental yang memang sangat diperlukan bagi seluruh bangsa Indonesia agar bisa naik kelas sejajar dengan negara-negara maju kelihatannya masih memerlukan waktu yang panjang. Dalam hal kebersihan dan pengelolaan sampah, kita masih tergolong 'katro' bahkan primitif. Setiap orang merasa lepas tanggung jawab atas sampah yang diproduksinya. Mereka masih terbiasa membuang saja sekehendak hati dimana saja. Padahal, mereka bisa membawa kantong-kantong untuk menyimpan sampah sebelum mereka menemukan tong sampah yang terdekat.
Sebagai pendukung fanatik Jokowi, saya mengingatkan kepada semua warga masyarakat, hendaknya bergegas merevolusi diri masing-masing agar kebersihan lingkungan dapat terjaga dengan baik. Ini semata-mata demi menjaga kesehatan jiwa raga dan lingkungan kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H