Mohon tunggu...
Immortal Unbeliever
Immortal Unbeliever Mohon Tunggu... wiraswasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Headstrong, Stubborn, Greatdash, Stedfast E:riot@america.hm

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Skor 7-2, Fadli Zon Gundah Gulana

23 Juni 2014   02:05 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:47 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14034386862077529945

Dari sembilan lembaga survei yang merilis temuannya baru-baru ini, ada tujuh lembaga yang menempatkan Jokowi-JK unggul dalam kisaran 10 persen. Tujuh lembaga survei itu adalah Lingkaran Survei Indonesia, Soegeng Sarjadi School of Government, Populi Center, Cyrus Network, Alvara Research, PolTracking Institue, dan IndoBarometer, sedangkan hanya ada dua lembaga survei yang menempatkan Prabowo-Hatta unggul adalah Pusat Data Bersatu dan Lembaga Survei Nasional. Dengan skor telak 7 melawan 2 tak heran, fadli zon sewot kebakaran jenggot walau tak punya. Dia lantas saja menuding lembaga survey yang memenangkan Jokowi itu karena dibayar."Ya survei Kompas itu kan dari apa sih dibuatnya? Kalau survei lain sudah melampaui Jokowi kok. Nah itu, siapa yang bayar surveinya. Yang bayar ya mereka (Jokowi-JK)," tukas Fadli saat dijumpai usai menemani Mahfud MD bertemu dengan Rachmawati Soekarnoputri di Jalan Jatipadang Raya, Jakarta, Minggu (22/6/2014). Fadli pun menyebut hasil survei lembaga lain seperti Lembaga Survei Nusantara yang menempatkan Prabowo-Hatta di posisi teratas dengan jarak sampai 8 persen.

Sungguh jenius sekali pendapat fadli zon; jika hasil survey dari media seindependen Kompas ditudingnya dibayar oleh Jokowi karena prabowo kalah, namun jika prabowo yang menang maka itulah hasil survey yang valid.

Padahal hanya orang yang tak waras jiwa raga saja yang bisa menuduh Kompas itu bisa dibeli oleh Jokowi. Kompas bukan media pelacur yang bisa diombang ambingkan oleh kecenderungan politik. Menjelang genap 49 tahun usia Kompas tanggal 28 Juni nanti, Kompas telah membuktikan reputasinya yang tak tergerus oleh kepentingan politik sesaat. Sosok Jakob Oetama yang mengawal Kompas sejak didirikan hingga hari ini sudah menggambarkan kredibilitas dan integritas Kompas melewati jaman. Bahkan di saat Orde Baru mencengkeram kekuasaan di bawah kendali mertua prabowo, Kompas tak terjebak dalam budaya jilat menjilat 'ABS' yang marak saat itu.

Saya menantikan Kompas melaporkan fitnah fadli zon tentang survey yang dibayar oleh Jokowi ke pihak kepolisian, agar fadli zon bisa diberi pelajaran untuk tidak sembarang bicara. Walau saya sebenarnya maklum saja dengan tudingan fadli zon yang ngawur 1000% , kekuatiran bangkrut massal sudah semakin mendekat, tak heran kepanikan mulai menjalar di sekeliling prabowo. Bahkan ada beberapa pendukungnya yang menyeberang ke Jokowi untuk cari selamat pasca 9 juli sore.

[caption id="attachment_344240" align="alignnone" width="780" caption="Survey Kompas Teranyar, sumber gambar:kompas.com"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun