Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Book

Mengenal Psikologi Positif

9 Juni 2024   09:13 Diperbarui: 9 Juni 2024   09:24 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Psikologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang manusia. Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu kata Psyche dan Logos yang berarti jiwa, nafas, dan budi; dan diskursus, ilmu, dan kata. Sehingga psikologi berarti diskursus yang mempelajari tentang jiwa. 

Psikologi tidak menganggap pikiran, sikap, sampai dengan perilaku individu sebagai hal yang terjadi begitu saja. Dalam ilmu psikologi, kita tidak hanya akan belajar tentang mengamati sikap dan perilaku yang dimunculkan oleh individu lain. Melainkan, kita diajarkan untuk menganalisis berbagai faktor yang menyebabkan individu memunculkan sikap dan perilaku tersebut.

Oke, sesuai dengan judul artikel ini kita akan membahas tentang Psikologi Positif.

Psikologi positif yaitu diskursus ilmu yang mempelajari tentang jiwa dari sudut pandang positif. Sebelum perkembangan teknologi digital semasif saat ini, seorang Psikolog seringkali memperoleh label sebagai 'dokter gila' karena tugas Psikolog yaitu untuk menangani individu-individu yang memiliki masalah dengan mental dan pikirannya. Sehingga menyebabkan kekacauan atau mengganggu lingkungan sosial disekitarnya.

Sebenarnya itu tidak salah, tapi juga tidak benar! 

Karena pada praktiknya, individu yang datang untuk berkonsultasi bukan hanya orang yang merasa memiliki gangguan lho! Tapi orang yang memiliki kondisi mental yang baik dan kecerdasan kognitif diatas rata-rata bahkan banyak juga yang datang untuk berkonsultasi pada seorang Psikolog.

Pada tahun 1990an, seorang ilmuwan psikologi bernama Martin Seligman, mengalami kegelisahan karena label 'dokter gila' ini. Karena jika kita melihat perkembangan ilmu psikologi, justru seorang Psikolog baru mulai berfokus pada permasalahan manusia dan berbagai terapi untuk menyembuhkannya yaitu dimulai pasca perang dunia ke-2. 

Nahh, justru sebelum perang dunia ke-2, seorang Psikolog memiliki tiga misi besar, yaitu: 1) menyembuhkan gangguan mental; 2) membuat manusia menjadi lebih produktif; dan 3) mengidentifikasi dan mengembangkan potensi individu. 2 dari 3 misi besar seorang Psikolog justru bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan hal-hal positif yang ada didalam diri individu! Jadi label 'dokter gila' nampaknya tidak sesuai untuk seorang Psikolog.

Terus apa sih Psikologi Positif itu?

Baca juga: Shadows

Psikologi Positif merupakan diskursus ilmu yang membahas tentang pengalaman subjektif, sikap, dan institusi yang positif dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup individu  dan mencegah permasalahan mental. Pembahasan tentang Psikologi Positif bukan tentang 'mengapa individu mengalami penderitaan?' melainkan 'bagaimana individu bisa bahagia dan memiliki makna hidup'.

Sumber: Psikologi Positif karya Garvin Goei hal.1-3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun