seperti tenggelam dan melebur
kelamnya malam seolah menelan diriku
yang selalu menanti, entah apa yang dinanti
yang selalu berharap, entah apa yang diharap
kira-kira untuk apa kita hidupÂ
didunia yang penuh dengan kemunafikkan
kebaikan yang terabaikan
dan kebusukan yang terlihat menawan
tiba-tiba kamu datang
menawarkan tawa untuk dinikmati
menghapus air mata meminta ditatap
memeluk erat takut kehilangan diriku
entah siapa kamu
aku terenyuh
kamu menawarkan tangan untuk digandeng
lagi lagi aku terenyuh
kita menikmati malam diatas jembatan tol
terlihat indah dan nyaman
kau berbisik 'ayo'
Poem by a little bit of Mega
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H