Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melawan Patriarki - Menuju Kesetaraan Hak

16 Maret 2023   12:49 Diperbarui: 16 Maret 2023   12:53 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Alpha female, Alpha woman, Alpha girl, adalah label yang disematkan kepada wanita pejuang. Mereka memiliki karakteristik jiwa kepemimpinan yang tinggi, mandiri, berani mengambil resiko, memiliki ambisi untuk hidup yang ideal, cerdas, percaya diri, dan dominan dalam lingkup sosialnya.

Di Indonesia sendiri, awal mula perlawanan terhadap budaya patriarki dilakukan oleh para pahlawan wanita yang mampu membuktikan diri, bahwa wanita dan pria terlepas dari sexualnya merupakan makhluk yang sama. Sama-sama bisa berpikir kritis, bisa membuat keputusan, dan bisa memimpin. 

Namun nihilnya, perjuangan para pahlawan wanita dimasa penjajahan sampai awal kemerdekaan Indonesia belum mampu mengubah label untuk wanita dikalangan sosial masyarakat (eg. wanita itu dirumah, didapur, dikamar, tidak boleh berpendidikan tinggi, harus segera menikah). Parahnya lagi, bahkan sampai dizaman sekarang masih terdapat beberapa tempat yang masyarakatnya membuli wanita-wanita yang berkeinginan untuk berpendidikan tinggi, memiliki karir yang baik, dan sebagainya. Masyarakat yang membulinya menganggap bahwa keinginan tersebut melanggar kodrat sebagai wanita.

Feminisme dan Kodrat sebagai Wanita

Feminisme adalah sekelompok wanita yang memperjuangkan haknya untuk setara dengan laki-laki. Hak yang dimaksud adalah hak untuk memiliki mimpi dan memperjuangkannya, melepaskan diri dari aturan masyarakat yang mengekangnya, hak untuk berpendidikan setara dengan laki-laki, hak untuk mendapatkan gaji yang sama dengan laki-laki, hak untuk mendapatkan kesempatan yang sama besarnya dalam memperoleh jabatan dengan laki-laki, dan seteraan lain yang diperjuangkan. Namun, keinginan tersebut bukan berarti melawan kodrat sebagai wanita, sebagai seorang wanita para feminis tetap merasakan mestruasi, memiliki ukuran payudara yang lebih besar dari laki-laki, memiliki vagina, struktur kulit yang lebih tipis dari laki-laki, dan hal-hal lain yang sesuai dengan kodrat sebagai wanita.

Hingga kini, masih banyak para aktivis perempuan yang melakukan perjuangan untuk mengedukasi masyarakat tetang pentingnya kesetaraan gender (bukan melebihi). Semoga para aktivis perempuan mampu mencapai tujuannya. Demi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, kita harus menghapuskan budaya diskriminasi terhadap perempuan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun