Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Eksploitasi Lansia

11 Januari 2023   08:51 Diperbarui: 11 Januari 2023   08:52 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa waktu terakhir salah satu platform media sosial yang paling banyak penggunanya sedang ramai tentang live video mandi lumpur. 

Sebenarnya setiap orang memiliki kebebasan untuk membuat konten apa saja dan seperti apa saja selama hal tersebut tidak merugikan orang lain. Terkait live mandi lumpurpun sebenarnya bukan sebuah masalah sosial jika konten tersebut bertujuan untuk hiburan semata. 

Lantas mengapa konten mandi lumpur menjadi sebuah masalah sosial?

Ada beberapa alasan mengapa live mandi lumpur ini dikatakan sebagai masalah sosial, yakni:

  • Konten mandi lumpur bertujuan untuk mendapatkan gift atau koin atau saweran dari penonton (mengemis)
  • Creator tidak akan berhenti mandi lumpur sebelum mencapai target gift/koin/saweran (Hal ini menjadi indikator paling jelas bahwa konten ini berada dibawah koordinasi pihak lain)
  • Creator mandi lumpur rata-rata adalah lansia (Lansia sangat rentan dengan penyakit-penyakit tertentu dan mudah kedinginan. Penggunaan lansia sebagai creator dianggap untuk memancing rasa iba/empati dari penonton)
  • Live mandi lumpur terorganisir (ada beberapa influencer yang mencari tahu terkait konten mandi lumpur yang ternyata konten ini ditandai dengan tempat yang sama, creator yang berbeda dalam satu hari namun dihari yang berbeda creatornya adalah orang yang sama seperti menerapkan sistem shift dalam perusahaan)
  • Dengan meningkatnya jumlah penonton dan pemberi gift pada konten mandi lumpur, hal tersebut kemudian menginfluence creator lain yang tidak sabar atau ingin segera fyp untuk membuat konten yang serupa.

Setidaknya 5 alasan itulah yang melatarbelakangi bahwa live konten mandi lumpur adalah salah satu masalah sosial. 

Sebagai pengguna aktif sosial media, bijaklah dalam menggunakan sosial media. Rasa iba pasti muncul dalam hati kita untuk kemudian memberi gift/koin/saweran. Namun sadarlah bahwa hal kecil yang kita lakukan justru menjadi salah satu peluang bagi orang-orang jahat yang memanfaatkan rasa kasihan kita untuk mengeksploitasi orang lain.

Mungkin beberapa dari kita menganggap bahwa hal tersebut tidak berbahaya, cuma mandi lumpur, cuma mandi.

Tapi kita gak tahu apa yang terjadi diluar frame.

Sekian. 

@immegaw_ #stitch dengan @Inspektur Nguyen butterfly effect : kebaikan kecil yang berujung pada eksploitasi lansia. stop kasih uang ke pengemis karena mereka masih bisa bekerja! ya lo pasti bisa bedain mana yang sebenernya fakir dan butuh bantuan dan orang yang pura-pura fakir dan memanfaatkan iba #mahasiswa #selfimprovement #reviewbuku #calonsarjana #booktok #bookworm #serunyabelajar #serunyamembaca #lifejourney #siklushidup #dewasa #masadepan #masalalu #TumbuhdanTangguh #improve #jadidewasa #fyp #fyp #lelah #intervensi #pengemiskaya  Spooky, quiet, scary atmosphere piano songs - Skittlegirl Sound

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun