Saat kecil saya selalu diajarkan untuk mendahulukan kepentingan dan keinginan orang lain agar mendapatkan 'label' sebagai 'anak baik'. Waktu terus berlajut dan saya masih menerapkan prinsip untuk mendahulukan kepentingan dan keinginan orang lain, kali ini bukan untuk mendapatkan label sebagai anak baik, melainkan karena sudah tertanam dalam diri bahwa mendahulukan kepentingan dan keinginan orang lain adalah hal yang baik dan bernilai pahala.
Seiring berjalannya waktu, saya tumbuh menjadi wanita dewasa. Saya mulai mencari pekerjaan demi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan membantu perekonomian keluarga saya. Saat saya bekerja, saya berkawan dengan orang-orang yang sangat unik yang masing-masing memberikan kenangan dan pembelajaran untuk hidup saya. Yang baik meninggalkan rindu untuk berjumpa lagi, dan yang menyakiti memberikan pelajaran hidup seperti jangan terlalu terbuka, tetapkan boundaries, jangan terlalu percaya, jangan terlalu polos, harus selalu waspada pada orang lain, jangan terlalu sayang, dan sebagainya.
Sampai usia saya sekitar 20 tahun saya masih menerapkan prinsip untuk mendahulukan kepentigan dan keinginan orang lain. Sampai akhirnya saya sadar bahwa apa yang saya lakukan kebanyakan justru malah membuka peluang bagi orang lain untuk memanfaatkan kebaikan saya, memeras, dan menyakiti diri saya. Apa yang saya terapkan sejak kecil justru membuka peluang benci pada diri saya sendiri.
Semakin saya menyenangkan hati orang lain, semakin saya membenci diri saya sendiri.
Kesadaran lain yang saya dapatkan adalah berbuat baiklah sesuai dengan kemampuan diri sendiri, karena keinginan manusia itu tak terbatas dan ambisi untuk menyenangkan keinginan hanya akan membuat batin menjadi lelah.Â
Dari pengalaman tersebut, akhirnya saya mampu merangkum 3 cara untuk bersikap bodo amat:
- Mandiri
- Menjaga jarak
- Tegas pada diri sendiri
Penjelasan ada divideo yaaa... ^^
Thank youÂ
@immegaw_ Udah bisa bersikap bodo amat belum? #cmiiw #memyselfandi #antipatriarki #imperfect #selfimprovement #bookslover #bodoamat #thesubtleofnotgivingaf  Aesthetic - Gaspar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H