Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seberapa Penting Pekerjaan Rumah (PR)?

10 November 2022   19:00 Diperbarui: 16 November 2022   20:16 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar kata PR, yang terlintas dalam benak siswa adalah serangkaian tugas yang diberikan oleh guru dengan tenggat waktu tertentu. Tugas yang diberikan mulai dari mudah sampai sulit tergantung materi yang dijadikan tugas dan kemampuan siswa dalam memahami materi tersebut. 

Menurut Winarno Surakmad, tujuan pekerjaan rumah adalah sebagai berikut :

  • Merangsang agar siswa lebih baik memupuk inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
  • Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terluang dari siswa-siswa agar dapat digunakan lebih konstruktif.
  • Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas.
  • Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya

(Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, 1986, p.92)

Menurut saya, pemberian PR untuk siswa sangat penting dan merupakan keharusan. Sebab selain tujuan dari pemberian PR diatas, dengan adanya PR secara tidak langsung siswa akan belajar tentang tanggungjawab akan perannya sebagai seorang pelajar. Karena jika siswa lalai/tidak mampu bertanggungjawab dengan perannya sebagai pelajar, bagaimana siswa bisa bertanggungjawab dengan perannya dalam masyarakat?

Namun, dalam pemberian tugas rumah guru juga harus memperhatikan berbagai hal, yaitu :

  • Materi yang dijadikan PR. Apakah siswa sudah kompeten dengan materi tersebut atau belum? Jika memang belum kompeten ada baiknya pemberian PR tidak dalam bentuk soal yang harus dikerjakan, melainkan dalam bentuk rangkuman materi. Hal ini demi menghindari sikap tidak bertanggungjawab/mencontek dari siswa karena ketidakmampuannya.
  • Tenggat waktu. Biasanya siswa tidak hanya memiliki kegiatan sebagai pelajar, ada yang membantu orang tua, ikut kegiatan ekstrakulikuler/club, pengajian, dan sebagainya. Ada baiknya pemberian PR tidak dengan tenggat waktu yang pendek. Setidaknya 1 minggu. Agar tidak memberatkan siswa dalam proses pengerjaannya sekaligus melatih siswa untuk melakukan manajemen waktu yang baik.
  • Biaya yang dibutuhkan. Ada baiknya guru jangan memberikan tugas yang mengharuskan siswa untuk mengeluarkan biaya dalam pengerjaannya. Karena tidak semua siswa memiliki uang jajan yang berlebih dan juga tidak semua orang tua memiliki kemampuan untuk hal tersebut. Hal ini juga dimaksudkan agar siswa tidak melakukan hal yang tidak diinginkan (membohongi orang tua demi mendapatkan uang).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun