Haiii!! Sobat Kompas
Tau gak sii!??
Cilacap, sebuah daerah di pesisir selatan Jawa Tengah, memiliki satu tradisi tahunan yang begitu unik dan penuh makna "Sedekah Laut". Tradisi ini nggak cuma jadi ajang ritual bagi masyarakat pesisir, tapi juga menyimpan pesan kuat tentang rasa syukur dan hubungan manusia dengan laut yang mereka anggap sebagai sumber kehidupan. Tradisi ini bukan cuma soal kepercayaan, melainkan bentuk penghormatan masyarakat kepada laut yang selama ini jadi tulang punggung ekonomi dan budaya mereka.
Apa Itu Sedekah Laut?
Sedekah Laut adalah tradisi tahunan yang dilakukan para nelayan di Cilacap sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah hasil laut yang melimpah. Ritual ini biasanya berlangsung di bulan Suro, dalam penanggalan Jawa, dan diisi dengan berbagai acara seperti doa bersama, tarian tradisional, hingga prosesi melarung sesaji ke laut. Nggak jarang, acara ini diiringi arak-arakan yang penuh warna, menyatukan berbagai elemen budaya dan masyarakat.
Melarung sesaji ke laut mungkin terlihat seperti sekadar ritual, tapi bagi masyarakat pesisir, ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Acara diawali dengan "kirab ancak". Setelah diinapkan satu malam, sejumlah kepala kerbau dan kambing juga sesaji lainnya yang berupa makanan dan bunga dilarung ke laut sebagai tanda penghormatan dan permohonan restu agar laut tetap bersahabat serta hasil tangkapan nelayan tetap melimpah.
Tradisi dan Perikanan Berkelanjutan
Yang menarik, tradisi Sedekah Laut di Cilacap sebenarnya memiliki kaitan yang erat dengan konsep perikanan berkelanjutan. Dalam praktiknya, masyarakat nelayan di sini memahami pentingnya menjaga keseimbangan laut agar sumber daya yang mereka andalkan tetap lestari.Â
Walaupun mereka nggak menyebutnya "perikanan berkelanjutan" secara eksplisit, nilai-nilai yang ada dalam tradisi ini sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut.
Masyarakat pesisir Cilacap, misalnya, terbiasa menentukan kapan waktu yang tepat untuk melaut. Ada hari-hari tertentu yang mereka anggap "hari tenang" di mana mereka nggak turun ke laut, dan momen ini sering bertepatan dengan hari-hari sekitar prosesi Sedekah Laut.Â