Mohon tunggu...
Immanuel Natanael Tarigan
Immanuel Natanael Tarigan Mohon Tunggu... -

Seorang calon dokter asal Pematangsiantar, Sumut yang sedang menempuh pendidikan di FKUI. Senang menulis tentang medis praktid dan kepemimpinan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerita Jody dan Itin dalam Pandangan Nuel

8 April 2014   22:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada satu kesempatan saya bertemu dengan teman saya, Jordy, secara tidak sengaja. Kami berbicara mengenai banyak hal saat itu. Sampai akhirnya dia menyebutkan nama seorang wanita, Itin. Secara personal saya tidak pernah mengenal Itin, saya hanya ditunjukkan fotonya melalui sebuah sosial media. Bahkan, saya pun tidaklah terlalu mengenal teman saya ini secara mendalam. Selama ini kami hanya bertemu dalam kesempatan professional. Dalam pembicaraan yang cukup lama itu beberapa kali nama Itin muncul. Saya ralat, sering kali. Bahkan hampir tiap 10 menit. Sampai akhirnya saya penasaran dan bertanya apa yang special mengenai Itin ini.

“Itin itu wanita spesial, Nuel. Wanita yang tangguh dan kuat. Dia adalah wanita yang tepat untuk mendampingiku. Saat ini aku tidak bisa membayangkan wanita lain yang mendampingiku selain itu. Itin adalah semangat baru buatku, Nuel. Seseorang yang membuat aku selalu ingin bangun pagi dan berangkat ke kampus. Wanita yang selalu membuatku tampil semaksimal mungkin agar dia melihat keberadaanku dan bangga atas aku. Itin adalah wanita yang tepat, Nuel.” jawab Jordy.

Saya dapat melihat bahwa Jordy dalam keadaan sangat berbunga-bunga. Mata Jordy berbinar-binar setiap membicarakan Itin. Wajahnya sumringah, nada bicaranya menunjukkan semangat dan ambisi yang menggebu. Gerakan tubuhnya menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada Itin. Kesimpulannya, teman saya ini sedang jatuh cinta. Jatuh cinta berjuta rasanya kan?

Sebenarnya bagaimana peran cinta dalam hidup? Apakah cinta merupakan sebuah hal yang positif? Bagaimana cinta seharusnya ditempatkan dalam kehidupan?

Cinta diartikan sebagai suka sekali, sayang benar; kasih sekali, terpikat; ingin sekali, berharap sekali, rindu. Cinta adalah perasaan. Cinta adalah sebuah benda abstrak, ada tapi tidak terlihat, namun dapat dirasa. Setiap orang adalah subjek dan objek dari cinta. Setiap hal juga demikian. Setiap orang merasakan cinta, walau bentuknya berbeda-beda.

Namun, sering sekali sulit untuk membedakan cinta yang benar dan cinta yang semu. Membedakan cinta dan bukan cinta. Keduanya kadang bermanifestasi dalam gejala yang sama, namun secara etiologi berbeda sehingga prognosisnya pun berbeda. Berikut adalah tanda-tanda cinta yang benar:

1.Cinta yang benar memberikan visi

Membedakan cinta yang benar dengan yang tidak dapat dilakukan dengan menilai apakah cinta tersebut memberikan visi. Apakah cinta tersebut memberikan tujuan baik bagi subjek dan objek cinta. Ketika terdapat hubungan yang didasarkan cinta namun tidak memberikan visi, maka itu bukan cinta yang benar. Ketika seseorang dapat mengatakan bahwa dirinya sedang jatuh cinta, maka dia mampu melihat bagaimana dia dan objek cintanya di masa datang. Cinta itu memberikan tujuan.

2.Cinta yang benar menuntut kesetaraan

Pernah mendengar cerita seorang wanita soleh berpacaran dengan seorang preman? Kedua saling mencintai. Apakah keduanya berakhir dengan hasil yang sama? Tidak. Pilihan akhirnya adalah apakah si wanita menjadi mantan wanita soleh atau yang pria menjadi mantan preman. Cinta yang benar itu menuntuk kesetaraan.

Kesetaraan yang dimaksud bukan setara harus satu pekerjaan, satu hobi, atau printilan-printilan lainnya. Kesetaraan yang dimaksud merujuk pada hal yang lebih besar, yakni tujuan. Bayangkan dua buah rel kereta, apakah mereka berasal dari tempat yang sama? Apakah mereka menuju tempat yang sama? Jawabannya ya untuk kedua pertanyaan tersebut, namun apakah mereka memiliki tujuan yang sama? Tidak. Hal itulah yang menyebabkan mereka tidak pernah bersatu.

Tujuan digambarkan sebagai sebuah titik di depan sana. Satu pihak mungkin melihat titik itu dengan satu sudut pandang sedang pihak lain memandang dari sudut yang lain. Ketika keduanya berfokus pada titik tersebut dan saling menyamakan langkah menuju titik tersebut, maka keduanya akan bersatu.

3.Cinta yang benar menuntun ke arah yang benar

Ini mungkin menjadi marker terbaik untuk menentukan cinta yang benar dan tidak. Menentukan jawaban ini adalah bagaimana kamu dan objek cintamu melihat kalian di masa mendatang. Kalau seandaianya kondisi itu jauh lebih buruk dari dirimu yang sekarang, tinggalkan dia. Perasaanmu ke objek cintamu itu bukan cinta yang benar. Cinta yang benar itu akan menempatkan kedudukanmu di tempat yang lebih baik. Objek cinta yang benar juga akan mendorongmu menjadi lebih baik dari dirimu yang sekarang.

4.Cinta yang benar layak diuji

Terdengar puitis pada beberapa orang mungkin, namun itu benar. Cinta yang benar itu harus tahan uji. Apapun bentuk ujiannya, cinta tersebut harus mampu melewatinya. Cinta itu harus idiopatik, tidak dapat ditentukan penyebabnya. Bila cinta dapat ditentukan penyebabnya, maka cinta itu tidak akan lulus ujian.

Contohnya, bila seseorang mencintai orang lain karena hartanya maka bila ada orang lain yang lebih kaya, dia akan berpaling. Bila seseorang mencintai orang lain karena wajahnya, maka bila ada orang lain yang jauh lebih keren, dia akan berpaling. Bahkan bila ada orang  mencintai karena cinta yang diterimanya, maka bila ada orang lain yang memberikan cinta yang lebih besar dia akan berpaling.

Cinta yang benar tidak dapat ditentukan penyebabnya. Bila dihadapkan dengan pertanyaan apa alasan seseorang mencintai orang lain maka jawaban yang benar adalah tidak ada. Satu-satunya alasan adalah karena cinta itu benar adanya.

5.Cinta yang benar memaksa

Cinta yang benar pasti memaksa karena cinta yang benar harus memunculkan komitmen. Cinta yang benar memaksa engkau memperjuangkannya. Ketika cinta tidak diperjuangkan maka cinta tersebut bukan cinta yang benar. Cinta yang benar bersifat dinamis, bergerak. Bergerak membutuhkan usaha dan di situlah komitmen diperlukan. Komitmen untuk mempertahankan cinta itu.

Kembali ke cerita saya tentang Jordy dan Itin. Apakah Jordy mencintai Itin? Saya dengan yakin bisa menjawab ya. Namun apakah perasaan cinta Jordy terhadap Itin adalah cinta yang benar, hanya Jordy dan Itin yang dapat menjawabnya. Saya hanya bisa mengucapkan, “Saya tunggu undangannya ya.”

Selamat malam. Ditulis di Bangsal Soka Atas, RS Persahabatan, 6 April 2014 12:56

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun