Mohon tunggu...
Immanuel Lubis
Immanuel Lubis Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang penulis buku, seorang pengusaha

| Author of "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" | Writer |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Full of Twist dalam "Kingsman: The Secret Service"

16 Maret 2015   12:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:35 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda menonton film, yang saat menontonnya kalian merasa dibodoh-bodohi? Sebabnya alur yang ditawarkan memang luar biasa cerdas. Sungguh bisa mengecoh penonton yang sudah kadung punya jalan cerita sendiri.

Mungkin "Kingsman: The Secret Service" merupakan salah satu dari sekian film yang seperti itu. Seperti itu maksudnya,... yah yang membuat kalian merasa dibodoh-bodohi. Sumber: Wikipedia "Kingsman: The Secret Service" ini ternyata diadopsi dari sebuah komik. Istilah kerennya, live-action. Adalah Mark Miller yang menulis cerita yang diterbitkan oleh Icon Comics. Komiknya pertama keluar pada 11 April 2012. Jadi, wajar saja kalau sedikit sekali yang tahu komik ini. Apalagi kalau bukan maniak komik. Biasanya, yah biasanya, segala film yang diangkat dari komik itu kurang begitu disukai khalayak. Alasannya klise: "Saya tidak mengikuti komiknya, jadi takut tidak ngeh sama alur cerita film adaptasinya". Namun untuk Kingsman ini rasanya beda. Jujur saja, aku juga baru mengetahui fakta bahwa Kingsman itu film adaptasi. Komiknya pun belum baca. Tapi, kuakui, aku sangat menikmati filmnya layaknya fan Kingsman yang sudah membaca lebih dahulu komiknya. Cerita Kingsman ini tak jauh berbeda dengan cerita-cerita spionase kebanyakan. Karena memang Kingsman itu sendiri--yang sudah dijelaskan dalam film--merupakan sebuah organisasi rahasia layaknya agen rahasia, yang bertujuan untuk menghindari beberapa tokoh ternama dari ancaman pembunuhan. Cerita filmnya benar-benar khas film spionase deh. Namun yang membedakannya, Kingsman ini sungguh antiklimaks dari cerita-cerita spionase yang sudah lama beredar. Bagi penggemar cerita-cerita suspense pasti sudah mengakrabi sosok tokoh utamanya yang cenderung flamboyan, good guy, cerdas, dan misterius. Nah itu yang tidak ada di Kingsman. Karena ternyata yang memegang peranan utamanya itu ialah seorang remaja berandalan yang hobi ngerusuh bernama Garry 'Eggsy' Unwin. Eggsy yang hobi menyulut konflik ini terpilih menjadi agen Kingsman juga semata karena mendiang ayahnya. Oleh salah seorang agen bernama Galahad, ia dibawa ke markas rahasia Kingsman, lalu bertemu dengan beberapa remaja yang terpilih karena faktor nepotisme. Ketimbang calon-calon agen Kingsman itu, Eggsy berbeda jauh. Eggsy tidak datang dari kalangan menengah atas. Eggsy bukan seorang good guy. Eggsy juga tidak memiliki latar pendidikan yang sama dengan kebanyakan remaja calon Kingsman tersebut. Tapi di sinilah kelebihan Kingsman dari mayoritas cerita-cerita spionase. Eggsy yang bad guy justru berhasil masuk dua besar setelah melewati serangkaian tes. Ia berhasil membuktikan bahwa bad guy tidak kalah dengan good guy. Ia hanya kalah di tes terakhir dari seorang remaja perempuan. Tes terakhir itu juga membuktikan bahwa Eggsy tak sepenuhnya bad guy. Sepertinya Mark Millar ingin menyampaikan kepada kita semua bahwa tiap orang itu selalu memiliki dua sisi--baik dan jahat. Karakter tokoh utama yang tidak datang dari latar belakang seharusnya seorang spion itu merupakan salah satu dari antiklimaks yang dimunculkan dalam film besutan Matthew Vaugn ini. Masih banyak lagi twist-twist lainnya, yang kalau aku mau, mungkin artikel ini akan full of spoiler. Tapi urung. Lebih baik kalian coba sendiri untuk menontonnya. Film ini amat sayang dilewatkan sekali. Sebab kenapa? Perbandingan antara cerita dan sisi non-ceritanya itu nyaris sebanding. Kita disuguhi cerita yang apik dan menarik. Pun kita juga bisa menyaksikan bagaimana para sineas Hollywood itu bekerja luar biasa membikin segala efek yang membuat kita terpukau. Saat kita mulai jenuh dengan alurnya, permainan efek dan aksi laganya muncul. Dan keduanya juga tak terlalu menyedot perhatian sehingga membuat kita lupa dengan lini ceritanya. Sungguh Kingsman ini bisa menjadi alternatif tontonan di kala pikiran penat dengan segala alur rumitnya, aksi laganya, permainan laganya, hingga unsur komedinya. Yep, Kingsman banyak disusupi oleh humor-humor cerdas (selain slapstick tentunya). Humor-humor itu juga tak begitu mengganggu konflik utama dalam film. Walaupun ada beberapa yang kadung dipaksakan. Tetapi, overall, Kingsman memang amat sayang dilewatkan. RATE: 90 / 100 Genre: Action, Suspense Sutradara: Matthew Vaughn Pemain: Colin Firth, Samuel L. Jackson, Mark Strong, Taron Egerton, Michael Caine,... Durasi: 129 menit Tanggal tayang: 13 Februari 2015 (Amerika Serikat), 29 Januari 2015 (Britania Raya) Film Adaptasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun