Klise. Satu kata itu sering berusaha dihindari oleh para pelaku dunia kreatif, entah itu sinetron, drama televisi, maupun film layar lebar. Bicara soal klise, ada beberapa ide cerita yang cukup sering dikupas, baik di Indonesia maupun di beberapa negara lain. Salah satunya itu soal perebutan kekuasaan dan harta. Pun soal intrik-intrik dalam sebuah keluarga konglomerat yang memiliki sebuah perusahaan cukup terpandang. Saking kayanya, sampai-sampai keluarga itu memiliki banyak asisten rumah tangga. Bahkan salah satu anggota keluarganya harus menyingkir ke sebuah daerah terpencil di Korea Selatan. Yah itulah sedikit cuplikan dari drama televisi asal negeri ginseng, "Kill Me Heal Me" yang berjumlah episode sebanyak dua puluh. Drama yang tayang pada 7 Januari 2015 ini pada intinya memang berpusat pada cerita soal keluarga kaya raya serta perebutan harta dan kekuasaan. Pokoknya sungguh begitu klise dah! Yang seperti itu kan cukup sering jadi tema beberapa film dan drama televisi. Nah yang bikin "Kill Me Heal Me" ini jadi menarik bukan di soal keluarga kaya raya serta perebutan harta dan kekuasaan. Bukan, bukan di soal itu. Yang bikin aku jadi penasaran untuk menontonnya sampai habis itu karena kisah lainnya, yaitu soal penyakit kejiwaan bernama Dissociative Identity Disorder (DID). Dalam bahasa awamnya, penyakit kepribadian ganda.
"Kill Me Heal Me" ini bercerita mengenai soal seorang pemuda yang merupakan salah satu pewaris sebuah perusahaan kenamaan yang bernama Seungjin Group (Dalam bahasa Korea itu disebutnya chaebol). Nama pemuda itu Cha Do-hyun. Do-hyun ini mengidap DID. Ia katanya memiliki lima kepribadian. Kepribadian pertama bernama Shin Se-gi, kepribadiannya yang paling berbahaya. Sebab bersifat kasar dan tak dapat dikendalikan. Yang kedua, Perry Park, kepribadian seorang paruh baya yang mencintai hedonisme. Masih ada lagi Ahn Yo-seob, lelaki remaja yang memiliki kecenderungan untuk bunuh diri. Lalu, Ahn Yo-na, saudari kembar dari Yo-seob yang menggemari dunia idoling. Terakhir, NaNa, gadis berusia tujuh yang memiliki sebuah teddy bear. Omong-omong soal NaNa itu sendiri, bagaikan sebuah takdir, Do-hyun bertemu dengan seorang perempuan psikiater yang sebaya dengannya, yang bernama Oh Ri-jin. Awalnya Do-hyun bertemu secara tak sengaja di sebuah klub malam. Dan itu terjadi sewaktu dirinya masih dalam mode Shin Se-gi yang tampak tergila-gila dengan Ri-jin. Ri-jin pun sempat naksir juga. Mungkin bukan naksir tepatnya, melainkan tertarik untuk mengenal lebih jauh. Dari pertemuan yang tak sengaja itulah yang mengantarkan Ri-jin menjadi psikiater pribadi dari Do-hyun. Tugasnya sederhana tapi sulit sebetulnya. Ri-jin bertugas untuk mengawasi segala perubahan kepribadian Do-hyun, lalu mengatasinya agar tak menjadi masalah pelik. Dari sanalah kemudian timbul berbagai cerita-cerita lucu. Seperti Ri-jin yang harus berhadapan dengan Yo-na yang mendatangi sebuah konser sebuah boyband. Atau saat harus berhadapan dengan Yo-seob yang ngotot mau menerjunkan diri dari sebuah atap gedung. Atau juga saat harus berhadapan dengan Perry Park di rumahnya sendiri, yang mana abang kakak kembarnya, Oh Ri-on sudah mengenal Perry Park lebih dalam lagi. Oh Ri-on ini sendiri sebetulnya bukanlah kakak kembarnya Ri-jin. Itu hanya karangan dari kedua orangtua Ri-jin. Sebetulnya Ri-jin ini bukan anak kandung, melainkan hanya anak angkat dan kunci dari kesembuhan Do-hyun. Kelak kembalinya memori Do-hyun itu banyak dipengaruhi oleh Ri-jin, yang ternyata dulu sewaktu kecil hobi memeluk sebuah boneka beruang besar yang dinamai NaNa. Ckckck,... seru kan ceritanya?! Kalau kubilang, drama "Kill Me Heal Me" ini memang luar biasa. Walau inti ceritanya itu rada klise, sang sutradaranya--Kim Jin-man dan Kim Dae-jin sukses membuatnya jadi tidak klise. Segala cerita soal intrik perebutan kekuasaan itu dibungkus oleh cerita soal DID dan beberapa istilah kejiwaan lainnya. Sumpah, menonton ini bikin menambah wawasanku soal penyakit-penyakit kejiwaan. Cara penggambarannya pun menarik. Tidak ditunjukkan ala "Mozart and the Whale" dan film-film sejenis lainnya. Duo sutradaranya itu malah memaparkan dalam jalan komedi satire. Dan itu kelebihan pertamanya.
Kelebihan keduanya, kelihaian duo sutradara itu yang sukses bikin "Kill Me Heal Me" menjadi drama yang tak bisa ditebak alurnya dari episode pertama hingga terakhir. Konflik utama, yaitu soal perebutan kekuasaan, disembunyikan dengan rapinya. Hingga baru saat sudah menyentuh episode kesepuluh, kita mulai bisa menerka-nerka kenapa Ri-jin harus memiliki masa lalu pahit, sehingga harus terbuang ke dalam sebuah keluarga sederhana. Dan kenapa juga Do-hyun jadi memiliki satu kepribadian yang erat hubungannya dengan Ri-jin. Kedua hal itu saling erat hubungannya dan bermuara ke konflik utamanya. Selama sepuluh episode pertama, kita pasti bakal menyangka bahwa "Kill Me Heal Me" ini memiliki premis soal DID. Padahal kita keliru. Konflik soal DID itu hanyalah konflik selingan yang sengaja diadakan untuk menyelubungi konflik utamanya. Konflik utamanya sengaja hanya dibeber sedikit demi sedikit di sepuluh episode pertama. "Kill Me Heal Me" ini sungguh drama yang mengecoh penonton sekali. Luar biasa! Last but not least, seringkali tema perebutan kekuasaan itu diceritakan dengan jalan yang membosankan sekali. Namun sepertinya itu tak berlaku untuk "Kill Me Heal Me". Drama ini malah bikin aku jadi penasaran mampus, ngakak guling-guling, dan sesekali terpana. Paket komplet deh. Hahaha. RATE: 95 / 100 Genre: Komedi-Romantis, Misteri, Drama Kesehatan Sutradara:Â Kim Jin-man dan Kim Dae-jin Jumlah episode: 20 Pemain: Ji Sung, Hwang Jung-eum, Park Seo-joon, Oh Min-seok, Kim Yoo-ri,... Tanggal tayang:Â 7 Januari-12 Maret 2015
* gambar merupakan hasil capture
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H