Hai para pembaca setia Kompasiana! Setelah membahas mengenai jaringan tumbuhan pada tulisan sebelumnya, di artikel ketiga ini penulis akan membahas mengenai jaringan pada hewan dengan topik obat anti inflamasi yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot.
Inflamasi? Apa Itu?
Sebelum membahas mengenai obat anti inflamasi, kita perlu tahu terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan inflamasi. Inflamasi dapat diartikan sebagai radang dan dibagi menjadi dua, yaitu inflamasi non imunologis yang tidak melibatkan sistem imun, misalnya luka dan cidera fisik. Yang kedua adalah inflamasi imunologis yang melibatkan sistem imun dan terjadi reaksi antigen-antibodi.
Bagaimana terjadinya inflamasi non imunologis? Jika tubuh mendeteksi mediator inflamasi (misalnya luka), maka sel di tempat itu akan semakin mudah ditembus dan diikuti keluarnya cairan di tempat peradangan, terjadi pembengkakan. Pembuluh darah perifer akan melebar dan aliran darah semakin dipacu. Timbullah warna merah dan sel-sel darah putih bermigrasi untuk pertahanan tubuh.
Jadi, apa sih yang dimaksud dengan obat anti inflamasi itu? Obat anti inflamasi dapat diartikan sebagai obat anti radang dan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu obat anti inflamasi steroid dan non steroid.
Obat anti inflamasi steroid merupakan jenis obat yang sangat kuat karena obat-obat ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga asam arakidonat dan prostaglandin yang menjadi salah satu penyebab nyeri kepala primer dan menimbulkan edema (pembengkakan) tidak akan terbentuk. Meski sangat efektif, obat jenis ini memiliki efek samping yang besar pula seperti hipertensi dan osteoporosis. Contoh obat anti inflamasi steroid adalah hidrokortison, deksametason, prednisone, betametason, metilprednisolon
Obat anti inflamasi non steroid bekerja dengan cara menghambat COX sehingga prostaglandin dan tromboksan tidak terbentuk. Namun begitu, terdapat efek samping seperti pendarahan, peningkatan resiko kambuh asma, dan gangguan ginjal dan lambung. Contoh obat anti inflamasi non steroid yaitu parasetamol, aspirin, antalgin, asam mefenamat, ibuprofen, dan masih banyak lagi.
Setelah membahas sekilas mengenai apa yang dimaksud dengan inflamasi, bagaimana terjadinya, apa obatnya, dan juga efek sampingnya, sekarang penulis akan mulai menuangkan pendapat penulis mengenai inflamasi dihubungkan dengan jaringan pada hewan dengan topik "Obat Anti Inflamasi Menghambat Pertumbuhan dan Perkembangan Otot."
Seperti yang telah dituliskan pada uraian teori singkat di atas, inflamasi/radang timbul karena adanya mediator inflamasi. Contoh mediator inflamasi adalah prostaglandin dan NO menyababkan pembesaran pada pembuluh darah, histamin, serotonin, anafilaktoksin, bradikin, leukotrien C, D, dan E meningkatkan permeabilitas vaskuler, leukotrien B dan kemokin menyebabkan kemotaksis, IL-1, IL-6, dan prostaglandin yang menyebabkan demam, bradikin dan prostaglandin menyebabkan rasa nyeri, dan enzim lisosom neutrofil dan makrofag, NO, dan metabolit oksigen menyebabkan kerusakan jaringan.