Mohon tunggu...
IMMANUEL ROOSEVELT
IMMANUEL ROOSEVELT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Informatika

Hallo, nama saya Immanuel Roosevelt mahasiswa Universitas Mercu Buana dengan NIM 41520010180 Fakultas Ilmu Komputer prodi Informatika. Dosen pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.AkĀ 

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Sarjana dan Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality

7 Oktober 2024   09:19 Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:19 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Pendahuluan

Menjadi seorang sarjana adalah titik penting dalam perjalanan pendidikan seseorang. Gelar sarjana tidak hanya menjadi penanda bahwa seseorang telah menyelesaikan pendidikan tinggi, tetapi juga menunjukkan bahwa individu tersebut telah mencapai tingkat pemikiran kritis dan keterampilan yang lebih tinggi. Dalam lingkungan sosial yang semakin kompleks, peran seorang sarjana lebih dari sekadar ahli dalam bidang keilmuan tertentu. Sarjana memiliki tanggung jawab intelektual, moral, dan sosial untuk menggunakan pengetahuannya dengan cara yang etis dan bijaksana.

Salah satu kemampuan utama yang perlu dikuasai oleh sarjana adalah practical value rationality atau rasionalitas nilai praktis. Konsep ini, yang diperkenalkan oleh Max Weber, merupakan bentuk rasionalitas yang didasarkan pada nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh seseorang. Tindakan yang dilakukan tidak semata-mata untuk mencapai tujuan pragmatis atau hasil instrumental, melainkan didasari oleh keyakinan bahwa nilai-nilai tertentu harus dipertahankan, bahkan jika tindakan tersebut tidak selalu memberikan keuntungan material atau manfaat jangka pendek.

Dalam artikel ini, akan dibahas secara mendalam mengapa seorang sarjana perlu memiliki kemampuan untuk melakukan practical value rationality, mengapa hal ini penting dalam berbagai aspek kehidupan, dan bagaimana seorang sarjana dapat mengembangkan kemampuan tersebut. Artikel ini juga akan menguraikan relevansi konsep ini dalam membangun integritas individu dan memperkuat kontribusi positif sarjana di masyarakat.

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.AkĀ 
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.AkĀ 

Why: Mengapa Menjadi Sarjana Harus Menguasai Practical Value Rationality?

  1. Tanggung Jawab Intelektual dan Moral

Sebagai individu yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi, seorang sarjana memiliki tanggung jawab intelektual yang lebih besar dibandingkan masyarakat umum. Tanggung jawab ini tidak hanya berkaitan dengan kemampuan untuk memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup tanggung jawab moral untuk bertindak dengan cara yang etis. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk individu yang mampu berpikir secara mendalam mengenai implikasi etis dari tindakannya.

Mengapa tanggung jawab moral ini penting? Dalam kehidupan nyata, sarjana sering kali dihadapkan pada situasi di mana mereka harus membuat keputusan yang tidak hanya melibatkan pertimbangan teknis atau akademik, tetapi juga nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Misalnya, dalam dunia kesehatan, seorang dokter harus mempertimbangkan etika medis ketika membuat keputusan yang berhubungan dengan nyawa pasien. Begitu pula dalam dunia bisnis, seorang sarjana ekonomi harus mempertimbangkan dampak sosial dari kebijakan ekonomi yang diusulkannya. Practical value rationality memungkinkan sarjana untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika ketika mereka menghadapi dilema semacam itu.

Tanggung jawab moral ini juga mencakup kemampuan untuk menolak godaan untuk bertindak tidak etis, seperti terlibat dalam korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan. Sarjana yang memahami pentingnya practical value rationality akan lebih mampu menolak tekanan untuk mengambil jalan pintas yang tidak etis demi keuntungan materi atau posisi.

  1. Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan yang Etis

Keputusan yang diambil oleh seorang sarjana tidak selalu mudah dan sering kali melibatkan dilema etika. Dalam dunia kerja, seorang sarjana sering kali harus memilih antara berbagai alternatif yang memiliki konsekuensi moral. Misalnya, seorang insinyur yang bekerja dalam pengembangan infrastruktur harus mempertimbangkan bagaimana proyek yang dikerjakannya akan mempengaruhi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Seorang akuntan harus membuat keputusan apakah akan melaporkan data keuangan secara jujur atau mengikuti tekanan untuk memanipulasi angka demi keuntungan jangka pendek perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun