Mohon tunggu...
Politik

Menghadapi MEA ala Generasi Milenial

30 Januari 2018   19:00 Diperbarui: 30 Januari 2018   19:02 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di era modern ini, globalisasi merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak dan memang sedang terjadi di dunia kita dimana pergerakannya sangatlah cepat. Sebagai anak muda, tentu kita harus siap sedia dalam menghadapi globalisasi, berusaha memilah mana yang baik dan benar serta mengeliminasi yang tidak sesuai dengan prinsip serta budaya kita, jangan sampai kita terbawa arus yang buruk. Sebelum menyelam lebih jauh, ada baiknya kita memahami arti globalisasi itu sendiri.

Globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak.

Globalisasi ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang berperan untuk kemudahan dalam transaksi ekonomi antar negara, Kerja sama ekonomi Internasional yang memudahkan terjadinya kesepakatan-kesepakatan antarnegara yang terjalin dengan erat., Majunya ilmu pengetahuan pada teknologi transportasi yang mempermudah dalam jasa transport dan pengiriman barang keluar negeri.

Globalisasi ini terjadi pada semua sektor dalam kehidupan. Baik politik,sosial, budaya, hingga ekonomi.

Salah satu bukti nyata globalisasi pada sektor ekonomi adalah dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean atau yang biasa kita sebut dengan MEA.

MEA memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Pembentukan MEA dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan pilar terakhir adalah integrasi ke ekonomi global.

Dengan adanya MEA ini tentu memunculkan berbagai dampak baik dampak positif maupun negatif bagi Indonesia dan warga negaranya, termasuk kita sebagai generasi milenial.

Dengan dibukanya pasar bebas antar anggota ASEAN ini berarti barang-barang produksi luar negeri semakin mudah masuk ke Indonesia. Hal ini memudahkan pula bagi kids jaman nowuntuk mendapatkan barang-barang yang diinginkan dari luar negeri. Nah, ini dapat menjadi dampak negatif maupun positif bagi kita. Kita bisa memanfaatkan pasar bebas ini untuk berkarya dengan produk ciri khas bangsa dan menjualkan ke pasar ASEAN. Apabila generasi milenial mampu memanfaatkan pasar bebas ini dengan untuk berkarya seperti itu, maka Indonesia dapat mendapatkan keuntungan yang besar dan mampu menaikkan GDP Indonesia serta barang karya kita bisa go international. Tetapi tak dapat ditampik bahwa Indonesia juga merupakan sasaran empuk negara lain untuk menjualkan dagangannya. Seperti yang sering  kita lihat sekarang ini, anak-anak muda kebanjiran produk-produk dari bangsa Tiongkok. Sebagai generasi milenial yang berbudi, kita harus kita harus berpendirian teguh dan kuat dalam menerima kedatangan produk-produk import, serta pintar dalam berbelanja yaitu dalam hal memilah barang yang sekiranya dibutuhkan (sebagai kebutuhan) atau hanya sekedar keinginan semata (lapar mata). Sebaiknya kita tidak hanya mengikuti arus trenddan menjadi masyarakat hedon yang dijadikan sasaran empuk oleh negara lain atau istilahnya diperalat oleh negara-negara tersebut. Kita harus mampu menggunakan MEA ini dengan sebaik mungkin dan menguntungkan bagi kita. Jangan sampai kita malah menambah sikap konsumerisme di negara kita.

Lalu, dengan adanya MEA ini semakin mudahnya tenaga kerja asing masuk ke dalam Indonesia begitu pula sebaliknya. Nah, ini juga bisa sangat menguntungkan bagi remaja seperti kita untuk memperluaskan lapangan pekerjaan ke luar negeri. Disini berarti kita harus mempersiapkan diri dengan belajar sebaik mungkin sehingga mampu bersaing dengan semua tenaga kerja baik tenaga kerja Indonesia maupun tenaga kerja asing. Jika kita tidak mempersiapkan diri dengan baik, maka kita akan kalah bersaing yang berakhir pada pekerjaan di Indonesia akan diambil alih oleh tenaga kerja asing. Melalui MEA ini, kita juga memiliki kesempatan untuk bekerja di luar negeri, namun tentu dengan banyak pertimbangan seperti kemampuan akademik, komunikasi dalam bahasa asing, dan kesiapan mental.

Maka dari itu, mari kita siapkan diri kita sebaik mungkin untuk menghadapi MEA ini sehingga kita mampu bersaing dengan negara asing dan mampu memanfaatkan MEA demi memajukan negara Indonesia di kancah internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun