Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Pion Catur

19 September 2016   22:16 Diperbarui: 19 September 2016   22:25 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bumi, 19 September 2016

Untuk Sang Alfa dan Omega

Di tempat terindah

Salam hangat dari Bumi dan seluruh isinya,

Pertama – tama, aku ingin menyampaikan rasa terima kasih yang begitu besar kepada-Mu atas segala anugrah dan karunia yang telah aku terima dan nikmati sepanjang hidupku hingga detik ini, aku diberi kesempatan untuk menulis surat kepada Sang Maha. Surat ini bukan melulu mengenai kepentinganku saja sebagai seorang individu, tapi juga membahas seluruh ciptaan-Mu, manusia, hewan, tumbuhan, dan segala benda yang hidup dan tak hidup di dunia yang begitu megah ini. Oh, sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku.

 Namaku Ella dan statusku saat ini adalah pelajar. Umurku masih jauh dari seperempat abad karena aku masih SMA. Aku tinggal di salah satu negara yang Kau anugrahi dengan keindahan alam yang begitu menakjubkan. Sayang, warga disini terlalu tamak dan buta oleh keduniawian. Ini yang mendasari alasanku untuk menulis surat dari pandangan kacamataku terhadap dunia, atas keluh kesah anak – anakMu terhadap kondisi yang ada saat ini.

Kami, semua ciptaan-Mu yang menempati ‘dunia ’yang Kau ciptakan sangat berterima kasih. Terutama kami, manusia. Kami diberi burung – burung di udara, ikan – ikan di laut, segala hewan yang melata maupun merayap, segala tumbuh – tumbuhan, segala yang hidup dan tak hidup. Dan yang paling berharga adalah akal, budi, dan kebebasan.

Segalanya Kau ciptakan baik adanya dan tentu tujuanMu pun baik. Aku tentu yakin Engkau bisa melihat segala yang terjadi di planet ini karena Engkau adalah sutradara dari segala penampilan di Bumi ini. Tapi aku juga yakin, skenariomu adalah yang terbaik. Tujuan pemberian kebebasan terhadap manusia juga tidak bermaksud buruk. Tidak tertulis dalam skripmu kejadian – kejadian yang menyayat hati seperti pembunuhan, perusakan alam, pornografi, ketamakan, dan semua keburukan yang tidak dapat kusebutkan satu persatu. Kebebasan yang Kau berikan telah disalah gunakan. Manusia seperti tertutup kain hitam dan tidak tahu arah yang benar. 

Manusia seringkali lupa kepadaMu, Sang Pencipta Alam Semesta yang Maha Dashyat ini. Mereka lupa perintahMu. Mereka mengeksploitasi segala kepunyaanMu dan pada akhirnya menggunakan segala ciptaan yang Kau berikan kepada kami untuk memberontak. Apakah ini sesuatu yang baik? Tentu tidak. Akal yang kau berikan kepada kami juga kami salah gunakan untuk menyakiti orang lain, seperti membuat produk – produk yang membahayakan kaum kami sendiri. Manusia diberi akal budi agar mereka bisa memilah mana yang baik dan buruk. Namun tidak lagi.

Selain itu, cobaan – cobaan yang Kau berikan dengan maksud baik yaitu untuk menguatkan manusia dan mengembalikan mereka ke jalan yang benar. Namun, banyak dari manusia menafsirkan bahwa dengan cobaan tersebut Engkau sudah tidak mencintai mereka lagi sehingga mereka banyak berpaling ke Iblis. Padahal, cobaanMu dan godaan Iblis merupakan dua hal yang jauh berbeda, namun manusia terlalu nuta untuk menyadari itu.

Hal ini bagaikan Engkau sedang bermain catur dengan Iblis. KemenanganMu ditentukan oleh pion – pionMu, pribadi masing – masing manusia. Tentu aku sendiri ingin permainan ini Engkau menangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun