Salah satu kesenangan saya adalah bersilaturahmi, berbincang-bincang dengan orang yang sudah lanjut usia. Banyak pelajaran yang amat sangat berharga untuk diperhatikan, mengingat orang tua pernah melalui masa muda, sementara yang muda belum pernah menjadi tua. Ketika masih muda, membayangkan perjalanan ke depan itu terasa jauh, jalannya terjal. Tetapi ketika seseorang telah memasuki usia lanjut, kata mereka, masa muda serasa baru kemarin berlalu. Waktu berjalan begitu cepat. Panggung kehidupan berganti actor dan cerita.
Menurut cerita agama, setelah manusia meninggal dan di bangkitkan lagi, akan di ajukan beberapa pertanyaan dan salah satunya adalah “Di habiskan untuk apa masa mudamu?”. Ironisnya, sedikit sekali orang yang mengenal Tuhan di usia muda, kebanyakan orang akan menghabiskan masa mudanya dengan berlomba berbuat maksiat dan menumpuk dosa. Lalu tanpa rasa takut mereka akan mengatakan “Aku akan bertaubat nanti jika sudah tua”, sedemikian yakinnya kita akan sampai pada usia senja, mestinya kita bisa mengambil pelajaran bahwa kematian itu datangnya tidak pernah memberikan kabar terlebih dahulu.
Mari kita renungkan, seandainya malam itu kita berada di sebuah Club malam, kita menenggak minuman keras, lalu berzina dengan seorang pelacur, dan menjelang pagi kita pulang mengendarai mobil dalam keadaan mabuk, tiba-tiba mobil kita bertabrakan dengan Truck tronton, mobil kita hancur sedangkan kita berada di antara hidup dan mati; koma.
Bayangkanlah, kita tidak berdaya, kesombongan dan keangkuhan sirna seketika, keelokan paras dan materi yang sering kali kita banggakan pun tak dapat membantu kita, hanya team medis, berusaha menyelamatkan nyawa kita, tetapi Malaikat maut berdiri tegap di samping kita, tinggal menunggu “aba-aba” dari Sang Khalik untuk melepaskan nyawa dari raga kita, sedangkan kita belum sempat beristighfar pasca kelakuan kita di Club malam itu. Renungkanlah, apa yang akan kita katakan kepada Tuhan seandainya saat itu nyawa kita terlepas dari raga. Apakah kita berani menatap Wajah Tuhan? Untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita?
Sering kali, khususnya kita yang masih berada di usia muda, tak pernah merasa takut akan dosa, bahkan kita terkadang merasa bangga dengan panjangnya daftar kesalahan kita di mata Tuhan, tanpa rasa malu, kita menceritakan aib kita sendiri kepada orang lain. Kita merasa menjadi orang hebat dengan dosa-dosa yang pernah kita perbuat, sungguh ironis, karena ternyata manusia menyukai selera hidup yang sangat rendah, yaitu gaya hidup binatang.
Tidakkah kita bergidik ngeri membayangkan bahwa alam kubur itu gelap dan sempit, tidakkah kita merinding mengingat neraka adalah keniscayaan. Dalam sebuah pengajian yang pernah saya hadiri, saya pernah mendengar bahwa “Allah menyayangi orang tua yang bertaubat, tapi Allah lebih sayang kepada anak muda yang bertaubat”. Lalu, apakah kita masih akan menunggu hari tua untuk mengenal Tuhan? Jika demikian, jawaban apa yang akan kita berikan pada Sang Khalik, saat kita di ajukan pertanyaan “di habiskan untuk apa masa muda kita?”. Saat kita di panggil ke hadapanNya sebelum kita memasuki usia tua?. Karena kita tidak pernah tau kapan Tuhan akan memanggil kita untuk kembali kepadaNya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H