Hidup ini indah dan menggairahkan, tetapi sekaligus penuh jebakan dan kejutan tak terduga. Separah apapun sakit seseorang, dia ingin selalu berdoa dan berusaha sehat agar lebih lama lagi menikmati kehidupan. Ini bukti bahwa pilihan untuk bertahan hidup lebih kuat ketimbang mengakhirinya.
Namun ada saja sekelompok orang yang tidak sanggup menghadapi jebakan, kejutan, dan beban hidup ketika tiba-tiba musibah menimpanya. Musibah itu bisa bersifat fisik berupa sakit parah, bisa juga berupa hancurnya reputasi sosial yang telah dibangun bertahun-tahun tiba-tiba terpeleset terkena skandal, yang membuatnya berantakan.
Akhir-akhir ini yang sering mengemuka adalah skandal korupsi yang menyeret beberapa figur ternama masuk tahanan.
“Agama mampu membuat penderitaan bisa tertahankan”. Dengan kekuatan iman dan rasa kedekatan dengan Tuhan, seseorang yang tengah terkena musibah, sebesar apapun, akan sanggup menanggungnya. Bagi penganut paham Marxisme, ungkapan diatas akan ditanggapi secara sinis dan negatif, bahwa fungsi utama adalah candu atau mariyuana yang bisa meringankan beban penderitan seseorang, tetapi hanya sementara karena sifatnya manipulatif.
Meski pendapat di atas ada unsur benarnya, bagi orang beragama kekuatan iman itu nyata dan campur tangan Tuhan diyakini kebenarannya. Bukan sekedar ilusi dan proyeksi psikologis. Iman bisa mendatangkan keajaiban. Minimal sekali ketika seseorang memperoleh cobaan hidup amat berat, ketika yang bersangkutan mengalami krisis kepercayaan kepada sesama manusia untuk mengatasinya, maka lari kepada Tuhan akan sangat membantu. Dihadapan Tuhan seseorang mengungkapkan seluruh beban hidupnya dan mohon campur tanganNya karena yakin bahwa Tuhanlah sang pemilik kehidupan dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu.
Kebenaran diatas pernah saya lihat dan dengar sendiri dari berbagai pengakuan orang yang oleh dokter telah divonis tak akan lama lagi hidupnya, tetapi ternyata vonis dokter itu meleset. Pengakuan ini saya dengar langsung antara lain ketika saya menyaksikan acara talk show Kick Andy di Metro TV. Acara ini mengahadirkan pribadi-pribadi optimistis yang akhirnya menang mengubah vonis dokter dan sanggup melawan sakit yang tergolong berat dimana menurut dokter kematian hanya menghitung bulan datangnya.
Apa rahasia kekuatan mereka? Pertama, mereka menerima kenyataan bahwa dirinya sakit. Dengan sikap penerimaan ini seseorang secara psikologis tidak perlu melakukan perlawanan dan pengingkaran akan situasi dirinya. Seseorang ridho dengan takdir yang menimpa dirinya. Bahwa sakit adalah bagian dan kenyatan hidup yang datang kepadanya. Kedua, mereka yakin dan optimistis bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya sebagaimana sabda Rosullulloh. Ketiga, meskipun ilmu kedokteran sudah mengalami kemajuan sangat pesat, mereka yakin capaian semua ilmu mesti memiliki batas. Dengan demikian, kita mesti mengahargai ilmu kedokteran, tetapi vonis dokter tidak bersifat absolut dan final. Keempat, dukungan keluarga dan teman dekat yang mereka terima sangat berharga dan besar sekali pengaruhnya untuk selalu optimistis memandang masa depan dan memaknai hidup. Kelima, keluarga meyakinkan mereka bahwa kelanjutan hidup mereka sangat bermakna bagi orang lain. Dukungan ini lalu menumbuhkan sikap percaya diri serta merasa dirinya berharga sehingga sanggup bertahan dengan sakitnya, bahkan berusaha untuk sehat kembali.
Keenam, mereka memiliki niat dan tekad sangat mulia; jika sehat kembali akan berbagi pengalaman kepada temannya yang sakit dan putus asa, bahwa derita apapun ada cara untuk mengatasi. Mereka menyampaikan pesan agar kita semua pandai-pandai mensyukuri kesehatan untuk banyak beramal kebajikan karena ketika kita sakit baru menyadari betapa mahalnya sehat. Ketujuh, disamping usaha medis, mereka menempuh juga usaha pengobatan alternatif lain selama tidak berbenturan dengan prinsip kesehatan dan agama. Kedelapan, meski sakit jangan sampai kehilangan rasa humor karena humor bisa mengurangi stres. Pandai-pandailah menertawakan kelucuan dalam hidup, termasuk menertawakan diri sendiri ketika menghadapi sakit. Kesembilan, mereka rajin berdoa secara tulus dan bersunguh-sungguh, yakin bahwa Tuhan Sang Pemilik Kehidupan Mahakuasa untuk menciptakan mukjizat, berkuasa menyembuhkan hambaNya yang sakit, betapapun beratnya vonis dokter.
Demikianlah, manusia itu sesungguhnya dihadapkan pada berbagai penyakit. Hanya saja yang paling terasakan adalah penyakit fisik. Ada ungkapan, kadang manusia lulus ujian sehingga bisa bersabar dan lebih dekat kepada Tuhan ketika ditimpa musibah, tetapi gagal ujian ketika hidupnya senang dan berkelimpahan materi, pangkat serta pujian. Ketika sehat dan berjaya tidak mudah menangkal penyakit sombong, lupa diri, kikir, seakan tidak lagi memerlukan Tuhan. Namun ketika musibah berat datang, baru terbangun tersadarkan dari mimpinya.
Bagi orang yang beriman, dibalik musibah apapun yang terjadi pasti tersembunyi bingkisan kasih Tuhan. Yang sulit dan kita kurang sabar tentu saja meyakini dan menemukan hikmah tadi sehingga musibah tadi tidak saja sebagai teman, melainkan juga sebagai guru dan panggilan untuk mendekat kepada Tuhan. Disitulah judul diatas sangat tepat dan Iman yang kokoh akan membuat seseorang tegar ketika diuji dengan penderitaan hidup.
Tentu saja kita berdoa, semoga terhindar dari musibah yang tak tertanggungkan dan semoga tergolong menjadi hamba yang mampu bersyukur ketika kehidupan berlangsung nyaman, damai dan membahagiakan. Allah berfirman, kalau kita bersyukur Dia akan menambah lagi nikmat dan kasihNya kepada kita. Namun kalau kita tidak pandai bersyukur, apapun yang kita miliki ujungnya malah akan menyengsarakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H