BULUKUMBA—Pangan yang sehat dan bergizi tidak harus mahal. Sebaliknya, pangan bergizi dapat dihasilkan dari pekarangan rumah dengan menanam sendiri. Atas dasar hal ini, tenaga Gizi dari Puskesmas Bontobangung, Nasrawati SGz melakukan inovasi untuk menemukan sumber gizi yang murah tanpa harus mengeluarkan uang banyak.
Untuk mencegah gizi buruk pada balita, tidak harus menunggu program bantuan dari pemerintah. “Kita bisa menanam sendiri sumber pangan kita dengan memanfaatkan pekarangan meski luasnya sangat terbatas,” jelasnya, Kamis(25/09).
Ia menambahkan, biasanya program bantuan dari Pemerintah memang sangat efektif menyembuhkan gizi kurang atau gizi buruk. Sayangnya, seringkali puskesmas atau Dinas Kesehatan terlalu bergantung pada program pemerintah tersebut. Akibatnya, ketika anggaran dari pemerintah habis, gizi buruk kembali lagi.
Nasrawati mengatakan, selama ini masyarakat menganggap bahwa pangan yang sehat dan bergizi pasti mahal. Untuk itu, Nasrawati membuat inovasi yakni mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk menanam sendiri sumber pangan bergizi untuk balita. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nasrawati, ia menemukan sejumlah balita yang berasal dari keluarga miskin namun berada pada kondisi gizi yang baik. “Setelah menelusuri lebih jauh, ternyata mereka diberi konsumsi pangan bergizi yang ditanam sendiri,” ungkkapnya.
Dalampenelitian yang dilakukannya, Nasrawatai mengambil sampel 15 orang anak. Hasilnya, setelah diberi pangan sehat dalam jangka waktu yang telah ditentukan, sebanyak 12 orang anak berhasil sembuh dari gizi kurang, dan 3 orang lainnya berhasil pindah dari gizi buruk ke gizi kurang.
Untuk itu, Nasrawati mengajak agar masyarakat menggunakan pangan yang ditanam sendiri di pekarangan sebagai sumber makanan. Ia menganjurkan penanaman tanpa menggunakan bahan pupuk kimia. (IRMAWATI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H