Dunia pangan Indonesia sedang dihebohkan dengan persoalan air minum dalam kemasan. Memang bukan hal baru, karena Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ini sebenarnya sudah muncul puluhan tahun yang lalu. Adalah Tirto Utomo, pendiri perusahaan air minum dalam kemasan tertua di Indonesia.
Dengan merek dagang Aqua, Tirto Utomo berhasil menjadi pelopor perusahaan air minum. Walau gagasannya tersebut sempat dipandang sebelah mata, terbukti Aqua mampu merajai pasar air minum dalam kemasan di Indonesia, sehingga banyak perusahaan lain yang mengikuti jejaknya. Lalu, amankah mengonsumsi air minum dalam kemasan?
Menilik Bahaya BPA (Bhispenol-A) dalam Kemasan Air Minum
Air minum dalam kemasan merupakan air minum yang sudah dikemas dalam wadah tertentu sehingga lebih praktis digunakan. Air minum dalam kemasan ini wujudnya berbeda-beda. Ada yang dikemas dalam gelas, botol, dan galon. Namun, yang menjadi persamaannya adalah bahwa semua wadahnya terbuat dari bahan plastik.
Adapun yang menjadi polemik di masyarakat adalah persoalan kemasan air minum tersebut. Untuk kemasan gelas dan botol plastik biasanya terbuat dari plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate). Sedangkan kemasan galon biasanya terbuat dari plastik jenis PC (Polycarbonate).Â
Biasanya, di bagian bawah kemasan air minum tertera bahan plastik yang digunakan beserta angkanya. Keduanya, baik PET atau PC mempunyai bahan penyusun plastik yang disebut BPA (Bhispenol-A), dan BPA ini bisa larut dalam air minum jika terkena panas matahari atau suhu tinggi.
Untuk air minum dalam kemasan produksi pabrik yang beredar di masyarakat tentu sudah lulus uji BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Di dalam kemasannya pun sudah dijelaskan tentang larangan terkena sinar matahari. Namun, bagaimana dengan air galon isi ulang dari depot? Inilah pokok masalahnya.Â
Muncul kekhawatiran bahwa galon yang digunakan tidak steril, atau bahkan mungkin ada kandungan BPA karena galon sering terpapar sinar matahari. Tapi, benarkah demikian?
Menurut Ahmad Zainal Abidin, ahli kimia dari Institut Teknologi Bandung sebagaimana dikutip dari Tempo pada 28 Maret 2022, butuh waktu bertahun-tahun agar BPA luruh dalam air. Hal itu tidak akan terjadi jika hanya dijemur sebentar. Selain itu, BPOM juga selalu melakukan uji berkala, dan selama 5 tahun terakhir migrasi BPA pada air galon kemasan masih di ambang batas aman.
Manfaat Air Minum Dalam Kemasan
Tidak bisa dipungkiri bahwa adanya air minum dalam kemasan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Dahulu, masyarakat mengonsumsi air rebusan dari sumur atau sumber air lainnya.Â
Sering kali, ada kandungan kapur dalam air rebusan tersebut. Setelah adanya air minum dalam kemasan, masyarakat tidak khawatir lagi. Air minum kemasan lebih higienis, rasanya pun lebih segar dibanding air rebusan.