Indscript Creative adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis dan jasa penulisan. Perusahaan yang didirikan Indari Mastuti pada tahun 2007 ini telah melahirkan banyak penulis perempuan yang produktif dengan berbagai karya. Bukan hanya menulis buku, penulis yang lahir dari Indscript Creative ini juga menekuni berbagai profesi lain, seperti blogger, ghost writer, copywriter, atau menjadi editor.
Salah satu penulis Indscript Creative yang menjadi editor adalah Chika Ananda. Dalam acara live di Instagram Indscript Creative, Chika Ananda membagikan pengalamannya menjadi editor, dan pentingnya self editing dalam proses menulis. Self editing merupakan proses mengedit tulisan sendiri sebelum diserahkan kepada editor atau diunggah di media sosial. Nah, dalam proses self editing ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis agar tulisannya benar dan enak dibaca.
1. Typographical Error (Typo)
Salah satu hal sepele yang harus diperhatikan dalam proses self editing adalah persoalan typo. Dalam bahasa Indonesia, typo dapat dimaknai sebagai kesalahan ketik. Sebenarnya, typo termasuk kesalahan minor dalam penulisan. Namun, jika tulisan tersebut terlalu banyak typo tentu akan mengganggu proses editing.
Bayangkan ketika mengedit naskah, baru lima halaman pertama sudah banyak typo. Bisa jadi naskah tersebut akan dikembalikan kepada penulis karena tidak memperhatikan kesalahan-kesalahan kecil dalam penulisan. Inilah pentingnya untuk meminimalkan typo ketika self editing.
2. Tata Bahasa atau Gramatika
Tata bahasa atau gramatika biasanya berhubungan dengan penggunaan kata dan kalimat. Tulisan yang baik adalah jika penggunaan kata dan kalimatnya tepat, tidak banyak kata atau kalimat yang diulang-ulang, sehingga tulisan menjadi enak dibaca. Persoalan tata bahasa ini harus diperhatikan dalam self editing. Â
Untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, penulis harus sering membaca. Dengan banyak membaca, penulis akan mempunyai banyak kosa kata sehingga tulisannya akan lebih mudah dimengerti dan lebih enak dibaca. Indari Mastuti pernah mengatakan bahwa untuk menghasilkan satu artikel yang bagus harus membaca sepuluh artikel yang serupa. Inilah pentingnya banyak membaca bagi penulis, karena membaca dan menulis adalah satu kesatuan.
3. Perhatikan Ejaan, Tanda Baca, dan Paragraf
Ada pedoman yang harus dipegang dalam proses self editing, yaitu PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Perhatikan apakah ejaan atau tanda baca yang digunakan sudah tepat. Selain itu, penggunaan huruf kapital, huruf yang ditulis miring, tanda petik, dan sebagainya juga harus benar.
Perhatikan juga paragrafnya. Memang tidak ada acuan khusus tentang berapa kalimat dalam satu paragraf. Namun, pastikan paragraf tersebut tidak terlalu panjang atau terlalu pendek. Jika satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja tetapi sangat panjang, lebih baik kalimat tersebut dipotong menjadi beberapa kalimat sehingga lebih enak dibaca.
4. Legalitas dan Kesopanan
Yang dimaksud legalitas adalah apakah tulisan tersebut karya sendiri atau ada unsur plagiat. Jika disertakan gambar atau kutipan juga harus jelas dari mana sumbernya. Sedangkan yang dimaksud kesopanan adalah apakah tulisan tersebut mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) atau tidak. Jangan sampai tulisan tersebut menimbulkan kontroversi karena menyinggung agama atau kebudayaan lain.
5. Cek Fakta dan Data
Self editing juga harus memperhatikan fakta dan data yang ditulis. Jika menyisipkan sumber dari kitab suci, pastikan bahwa surat, ayat dan isinya benar. Jika salah menyebutkan data dan fakta, tulisan tersebut akan dipertanyakan kebenarannya.