Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nomor Cantik Meski Mahal Tapi Diminati

13 Juli 2011   08:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:42 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13105454391274574424

Nomor pada kartu SIM (SIM Card) telpon seluler bagi kebanyakan orang mungkin tak terlalu penting, yang penting kartu dan pulsanya bisa digunakan untuk berkomunikasi.

Namun tak sedikit orang yang karena dengan berbagai pertimbangan akan sangat pemilih untuk memperoleh kartu SIM dengan nomor cantik atau spesifik. Tujuannya mungkin untuk mengingatkan kepada sesuatu, atau mudah diingat, atau bisa juga untuk prestise.

Harga sebuah kartu SIM kini tak lagi semahal seperti pada mula-mula dikeluarkannya ketika pemain pada operator seluler masih sangat sedikit. Kini dengan duit Rp. 10 ribu atau Rp. 15 ribu sudah bisa mendapatkan kartu SIM.

Tapi harga yang terjangkau ini tak berlaku bagi nomor pada kartu SIM yang memiliki deretan angka spesifik, atau sering disebut kartu cantik.

Harga sebuah kartu dengan nomor cantik akan menjadi sangat mahal jika dibandingkan dengan nomor biasa. Meski harganya mencapai ratusan ribu rupiah hingga jutaan, para pemburu nomor cantik tak ragu untuk merogoh koceknya lebih dalam demi nomor yang diidamkan. Padahal nomor-nomor itu harga awalnya sebelum dipilah-pilah oleh penjualnya, sama saja dengan nomor-nomor lainnya yang berada dalam satu kotak kemasan.

Contohnya saja pada sebuah kesempatan berkunjung ke Tasikmalaya beberapa tahun lalu, saat membeli pulsa di salah satu kios di kota itu, saya ditawari kartu SIM Simpati dengan nomor 08132347AAAA, 4 angka dari belakang sama alias kwartet. Pemilik kios menawarkan harga sebesar Rp. 350 ribu. Itupun bila saya tertarik untuk membelinya harus menunggu selama sekitar 1 jam. Karena tertarik dengan nomor tersebut saya bersedia menunggu untuk memperolehnya.

Pada kesempatan lain saya berkunjung ke sebuah mall di Surabaya, mata saya tertuju kepada deretan angka-angka dari sejumlah kartu SIM dari berbagai operator seluler yang dipajang di sebuah baliho. Deretan angka-angka dari nomor kartu SIM ditawarkan lengkap dengan harganya masing-masing. Fantastis, diantaranya terdapat nomor kartu SIM yang harganya senilai 1 unit sepeda motor bekas yang kondisinya 75 persen.

Seorang kenalan saya yang pengusaha di bidang pertambangan ketika memberikan nomor Hp-nya, saya kaget karena nomor kartu SIM Simpati yang digunakannya adalah 081351CCCCCC, 6 angka sama dari belakang. Ketika saya tanya berapa harganya ia menyebut angka Rp. 2 juta, wow……seharga 1 BB Gemini.

Ada pula kenalan saya seorang polisi yang nomor kartu SIM yang digunakannya untuk mengingatkannya pada angkatan pendidikan saat ia lulus dari Akpol, nomornya 081XXXXX9292, atau ia merupakan seorang lulusan Akpol tahun 1992.

Terlepas mahal dan tidaknya, penting atau tidak penting, penggunaan kartu SIM telpon seluler tetaplah untuk dapat berkomunikasi. Hanya saja nomor-nomor spesifik atau nomor cantik akan mudah diingat oleh penggunanya sendiri serta mereka yang menjadi relasi dari si pengguna nomor tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun