Yusril Ihza Mahendra, Pakar Hukum Tata Negara yang juga merupakan pentolan dari Partai Bulan Bintang, mengajukan uji materi atas UU Nomor 42 tahun 2008 tentang Pilpres. Sidang perdana uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) telah dilakukan pada Selasa (21/1/14) kemarin.
Berbagai tanggapan pro dan kontra pun bermunculan dari kalangan politisi dan partai politik atas langkah Yusril tersebut. Ada yang berpendapat jika tuntutan Yusril itu sampai dikabulkan MK, maka akan banyak bermunculan Calon Presiden (Capres), sehingga rakyat akan dibuat kebingungan dalam menentukan pilihannya.
Saya jadi tergelitik atas kekhawatiran bakal banyak bermunculannya Capres, dan yang akan membuat kebingungan rakyat dalam menentukan pilihannya terhadap Capres. Rakyat yang mana dan bagaimana yang akan kebingungan ?
Berapapun banyaknya Capres dipastikan tak akan membingungkan rakyat negeri ini. Rakyat sudah sering dihadapkan pada banyak pilihan selama ini; memilih pemimpin yang baik diantara sekian banyak yang kurang baik, buruk dan terburuk. Asalkan yang maju sebagai Capres adalah mereka yang dikenal oleh rakyat, pasti rakyat tak akan bingung. Yang bingung jika Barrack Obama, James Cameron, Bashar El Assad, Vladimir Putin, ataupun yang dari Negeri Entah Berentah yang maju sebagai Capres.
Rakyat negeri ini pasti tak akan bingung jika yang maju sebagai Capres itu misalkan Sukarwo, Ganjar Pranowo, Hamengku Buwono, Joko Widodo, para pemilih sudah sangat jelas kebanyakan rakyat dari etnis Jawa. Jika yang maju sebagai Capres itu Cornelius, Awang Faruk, Rudy Ariffin, ataupun Teras Narang, maka dapat dipastikan rakyat yang berada di Kalimantan tak akan menjadi bingung. Begitupun kalau yang maju jadi Capres itu masing-masing tokoh di daerah dari seluruh negeri, dipastikan rakyat tak akan kebingungan. Yang bingung justru adalah kalangan partai politik, bingung memikirkan dan mencari jalan agar bisa memenangkan calonnya karena mesti bersaing dengan sekian banyak Capres. Jika masing-masing daerah mengajukan satu orang saja sebagai Capres, ini berarti ada lebih 30 orang Capres. Pemilihan Presiden akan menjadi sangat ramai, ini yang benar-benar bisa dikatakan pesta demokrasi rakyat. Adil, karena tak ada lagi saling iri dengan mengatakan cuma etnis tertentu saja yang kayak dan pantas untuk msju sebagai Capres.
Rakyat ini sudah sering dihadapkan oada pilihan yang banyak; kita masih ingat rakyat pernah dalam Pemilu harus memilih puluhan partai politik dan ribuan Caleg. Kemudian ptoses perjalanan perpolitikan di negeri ini menyisakan belasan partai politik, namun tetap saja rakyat dihadapkan pada ribuan Caleg yang mesti dipilih diantaranya.
Jika kita menginginkan Capres hanya beberapa orang saja, kenapa tak meniru Amerika Serikat yang konon merupakan negeri paling demokratis di dunia yang kenyataanya hanya terdapat 2 partai politik; Partai Republik dan Partai Demokrat. Kita tiru saja Negeri Pakde Sam itu, cukup ada 2 partai politik saja, sehingga Capres pun cuma 2 orang saja. Atau kita kembali era seperti di mada Orde Baru; partai politik hanya ada 3 ? Maka cukuplah Capres pun juga 3 orang, praktis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H