"Kita tak diperbolehkan lagi pakai mobil ke kantor," cetus kenalanku seorang anggota Polres Tanah Bumbu Polda Kalsel yang berpangkat Aiptu.
Ia pun mulai menggadang-gadang akan membeli sebuah sepeda motor untuk keperluannya pergi pulang kantor. Padahal biasanya kenalanku itu menggunakan mobil merk Toyota Fortuner untuk pergi pulang kantor. Tak jarang ia pun berganti mobil, karena setahuku yang pernah bertamuke rumahnya, kenalanku masoh memiliki beberapa mobil yang dipakai oleh istri dan anak-anaknya antara lain merk Mitsubishi Triton Double Cabin, Ford Fiesta, dan Honda.
Itu baru seorang kenalanku anggota polisi, masih terdapat beberapa anggota polisi lainnya yang seperti kenalanku itu. Ada anggota polisi yang pergi pulang kantornya menggunakan mobil merk Jeep Rubicorn, Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Land Cruiser, Nissan Juke, dan varian terbaru dari merk terkenal.
Tak jarang aku menduga mobil-mobil yang parkir di halaman Polres itu adalah milik pengusaha yang ada urusan. Ternyata semua itu adalah mobil para anak buah atau bawahan Kapolres yang tentu pangkatnya dibawah AKBP.
Hebat, dan makmur.
Itu saja yang terpatri di benakku bila melihat kondisi para anggota polisi itu.
Bagaimana tidak, Tanah Bumbu merupakan wilayah kabupaten yang sangat kaya berbagai potensi SDA terutama mineral tambang; batubara dan bijih besi.
Tanah Bumbu adalah "daerah basah", ini sering kudengar mengenai daerah yang berada di bagian tenggara pulau Kalimantan ini. Dan konon untuk dapat menduduki jabatan Kapolres di Tanah Bumbu tidak mudah. Mereka yang bakal duduk di kursi jabatan tersebut merupakan orang pilihan dari Mabes Polri.
Singkatnya, para bawahan Kapolres saja sudah sedemikian enak dan makmur, apalagi jadi Kapolres. Entahlah kalau masih ada anggota polisi yang mau dengan ikhlas seperti Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H