Ucapan "assalamu alaikum warakhmatullah wabarakatuh", tak dapat dipisahkan dalam interaksi keseharian umat Islam. Kalimat tersebut mengandung doa dan pengharapan oleh yang mengucapkannya terhadap yang mendengarkan. Hukumnya sunah bagi Muslim yang mengucapkan, namun wajib bagi Muslim yang mendengarkan untuk membalasnya.
Dalam keseharian kalimat salam tersebut sangat sering diucapkan hanya dengan "asslamu alaikum" saja. Bahkan tak sedikit yang justru malahan yang mengucapkan "salam lekom", yang lebih parah lagi dalam penulisan justru disingkat menjadi "askum" saja.
Perkara menyingkat "assalamu alaikum warakhmatullah wabarakatuh", terutama dalam penulisan, memang bukan hal baru. Tulisan singkat biasanya "assalamu alaikum wr wb", namun jika dibaca tetap saja dalam bentuk lengkapnya.
Yang terasa tak enak di telinga adalah jika pengucapannya sangat melenceng dari yang seharusnya, yaitu tadi menjadi "salam lekom", ditambah lagi yang menjawab juga dengan kalimat yang tak benar; "lekom salam".
Kalimat "assalamu alaikum warakhmatullah wabarakatuh" ini tidak bisa disamakan dengan "syalom" yang sering diucapkan umat Nasrani, atau "shalom aleichem" dalam bahasa Ibrani, yang juga berarti salam, dan sepintas agak mirip pada kata; salam, syalom, dan shalom.
Saya kira daripada mengucapkan "assalamu alaikum warakhmatullah wabarakatuh" dengan setengah hati apalagi terpaksa, ditambah salah pula, akan lebih baik tak usah mengucapkannya saja, karena hukumnya juga sunah. Semoga Allah memberikan kita keselamatan dan rakhmat-Nya sekalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H