Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

BBM Made In Sendiri; Oli Bekas Campur Minyak Tanah

28 Juni 2012   03:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:28 5825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340876875696814584

[caption id="attachment_197557" align="aligncenter" width="576" caption="ilustrasi/admin(Harja Saputra)"][/caption] Ini pengalamanku ketika beberapa tahun lalu akan berkunjung ke salah satu pemukiman suku Dayak Meratus di perbatasan Kabupaten Banjar dengan Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan. Kedua kabupaten tersebut sedang bersengketa terkait tata batas kabupaten, yang mana konon di wilayah sengketa itu menyimpan deposit mineral yang cukup feasible; batubara dan bijih besi. Kedua kabupaten yang sedang bersengketa itu pun berlomba menarik perhatian dan mengambil hati para warga yang bermukim di wilayah perbatasan tersebut. Aku yang bertempat tinggal di wilayah Tanah Bumbu, oleh Bupati pada waktu itu, dengan 2 orang teman lainnya diminta mengunjungi wilayah sengketa dengan membawa bantuan berupa peralatan sekolah dan sejumlah uang untuk warga. Perjalanan dari Batulicin, ibukota kabupaten Tanah Bumbu kami lakukan dengan menggunakan mobil ke Martapura, ibukota kabupaten Banjar, menempuh jarak hampir 300 kilometer. Jalanan lumayan enak karena beraspal hotmix. Perjalanan dari Batulicin ke Martapura yang lumayan enak, kemudian kami tebus dengan jalan yang lumayan menyiksa badan; jalan tanah yang berlumpur seperti kubangan kerbau. Mobil yang aku adalah "driver"nya, terpaksa dititipkan di sebuah rumah warga di wilayah status quo yang akan memasuki wilayah sengketa, setelah mendapatkan "trouble", sebilah besi sebesar jempol tangan dekat ban belakang patah. Kami sebelumnya tak mengira kalau jalan menuju ke wilayah sengketa itu sangat rusak, sampai-sampai mobil double guardan (4 WD) saja mikir berkali-kali kesana. Dari warga setempat kami mendapat informasi, bila ingin ke wilayah itu mesti menumpang ojek sepeda motor dengan menempuh jarak 20-an kilometer lebih. Biaya ojek per orang ke wilayah itu sebesar Rp 600 ribu pulang pergi. Aku tak akan mengulas masalah biaya ojek kesana. Yang menarik aku adalah BBM yang digunakan oleh para tukang ojek itu. Ketiga tukang ojek itu semuanya menggunakan sepeda motor jenis 2 tak. Mereka tak mengisi sepeda motornya dengan bensin seperti yang lazim dilakukan, tapi dengan BBM made in sendiri; campuran antara oli bekas dengan minyak tanah dengan kadar oli bekas lebih banyak daripada minyak tanah. Dengan menggunakan BBM oplosan tersebut, sepeda motor tetap berlari kencang, namun dengan asap yang mengepul dan suara yang memekakkan telinga. Menurut para tukang ojek tersebut, BBM oplosan mereka itu bahkan dapat menghasilkan daya lebih besar daripada bila menggunakan bensin. Entahlah, aku sama sekali belum pernah mencobanya, dan tak akan pernah mencobanya dengan sepeda motorku. Pengalamanku terkait BBM oplosan ini berlanjut. Ketika melakukan liputan investigasi atas kelangkaan BBM jenis solar yang dialami para nelayan di wilayah pesisir Pagatan Kusan Hilir, aku kembali mendapati para nelayan yang kesulitan memperoleh solar itu, mengganti BBM-nya dengan oplosan oli bekas bercampur minyak tanah pula. Pikirku pantas saja oli-oli bekas itu tak dibuang oleh para pekerja bengkel. Ternyata yang bekas itu dapat didaur ulang untuk bahan bakar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun