Perihal sumbangan dan "saweran" untuk pembangunan gedung KPK, menjadi ramai diperbincangkan oleh media. Calon penyumbang berasal dari mulai setingkat Menteri Negara hingga Pedagang Kaki Lima (PKL).
Kenapa mereka begitu antusiasnya ingin memberikan sumbangan ke KPK ? Kemungkinan ini sebagai ungkapan kekecewaan terhadap pemerintah baik legislatif, esekutif maupun yudikatif selama ini. Rakyat sangat berharap banyak kepada KPK agar terus menjalankan tugasnya sesuai harapan rakyat, bukan harapan pemerintah.
Komentar bernada miring pun muncul dari pihak yang tampaknya tak suka dengan keberpihakan rakyat kepada KPK. Ada yang bilang KPK merupakan lembaga Ad Hoc. Ini seperti yang dinyatakan oleh Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto. Menurutnya yang paling disayangkan adalah alasan DPR memberikan tanda bintang pada anggaran KPK, semacam tanda anggaran itu belum disetujui. DPR mengajukan 3 alasan tentang usulan anggaran KPK itu. Pertama manajerial, kedua efisiensi dan ketiga ada anggapan KPK adalah lembaga Ad Hoc.
KPK bukan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), jadi pengelolaannya jangan disamakan dengan LSM. Ini dilontarkan oleh seorang politisi Senayan.
Terus masalah efisiensi. Apakah kebanyakan dari para pejabat, terutama para Politisi yang di Senayan itu sudah melakukan efisiensi selama ini. Apakah melakukan perjalanan yang bertajuk study banding ke luar negeri itu termasuk dalam kategori efisiensi ?
Biarkan saja bila rakyat negeri ini urunan memberikan sumbangan sebagai bentuk dukungan dan harapan mereka terhadap KPK agar lembaga ini dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik sesuai harapan. Silakan juga para Pejabat manapun dan setingkat apapun menghibahkan gaji dan penghasilannya untuk memberikan "saweran" membantu pembangunan gedung KPK, asalkan bukan duit hasil KKN.
Terdengar tidak lucu jika orang bermaksud berbuat baik tapi dicela dengan berbagai alasan.
Ayo bilamana perlu para kompasianer juga ikut urunan mengumpulkan koin kepedulian terhadap pembangunan gedung KPK, hehehe........
*Dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H