Hari itu sekira 5 puluhan pemuda pasar yang tak lain adalah para preman, berkumpul di satu warung makan yang sedang tutup. Para preman pasar ini berkumpul mengadakan rapat untuk membentuk satu wadah semacam organisasi bagi mereka semua, dan sekaligus menyusun pengurus wadah.
Dengan akan terbentuknya satu wadah, maka tentu harus ada yang duduk sebagai ketua, yang jika dalam satu negara namanya bisa Raja, Ratu, ataupun Presiden.
Jadi hari itu yang menarik dari berkumpulnya para preman tersebut adalah untuk memilih Ketua Wadah. Istilahnya mereka akan melaksanakan Pilpres (Pemilihan oleh Preman Setempat).
Seorang diantara puluhan preman itu, yang tampaknya punya pendidikan lumayan, bertindak selaku seorang Notulen Rapat; mendata seluruh yang hadir, serta mempersiapkan sesuatu hal terkait pembentukan wadah dan pemilihan Ketua berikut para pengurus lainnya; Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
Untuk memudahkan dan menyederhanakan pemilihan Ketua, disepakati secara aklamasi oleh para hadirin cuma 2 Calon Ketua, yang mana Calon Ketua yang kalah secara langsung menjadi Wakil Ketua. Para pengurus lainnya akan ditunjuk oleh Ketua dan Wakilnya.
Notulen menskors rapat untuk selama setengah jam, memberi kesempatan kepada para hadirin untuk kondolidasi menentukan siapa yang mereka ajukan sebagai Calon Ketua mereka.
Rapat kembali dibuka, 2 Calon sudah ditentukan maju untuk bertarung; sebut saja Calon Nomor 1 Joni Cop (pakai nama belang Cop Adalah kependekan dari Copet, dulunya Joni ini adalah seorang Copet), Calon Nomor 2 Bono Koplo (ini karena setiap hari suka mengonsumsi pil koplo dan hobi dengan musik dangdut koplo). Kedua Calon Ketua itu masing-masing memiliki pengikut fanatik yang tentunya menginginkan jagoannya menang.
Tak ada kampanye maupun pamer atribut dalam pemilihan Calon Ketua tersebut, meski ada semacam iming-iming akan diberi pil koplo bila mencoblos Nomor Calon tertentu.
Cara memilih Ketua dilakukan sangat sederhana. Para pemilih diberikan selembar kertas kosong berukuran kartu domino, dimana tiap pemilih akan menuliskan nama Calon yang dipilihnya, lalu kertas dilipat dan dimasukkan ke dalam kaleng bekas biskuit yang dipegang oleh Notulen Rapat.
Pemungutan suara berlangsung cepat. Penghitungan pun GPL alias Ga Pake Lama. Hasilnya Calon Nomor 2 Bono Koplo menang dengan selisih suara yang cukup signifikan; 8 suara dari 51 suara yang sah.
Pihak Calon Nomor 1 Joni Cop menerima kekalahan dengan lapang dada, dan secara langsung menjadi Wakil Ketua, ia menyatakan siap berkerjasama dengan Bono Koplo untuk kesejahteraan para anggota.