Manusia itu unik. Unik itu berciri khas atau bersifat tidak sama dengan yg lainnya. Keunikan pada manusia terlihat karena berbedanya manusia satu dengan yg lain. Mulai dari sudut pandang berpikir, cara bersikap dan bertingkah laku bahkan cara berucap pun keunikan itu kerap terdengar. Semua keunikan itu adalah anugerah besar yg Tuhan berikan kepada kita.
Keunikan itu ibarat permata, ibarat pedang, ibarat mutiara yg harus senantiasa dipoles, diasah, dibersihkan secara rutin agar keunikan itu tampak bersinar dan menjadi sebuah kepribadian yg memukau dan memikat. Orang yg unik atau terlihat spesial mampu dan percaya diri memperlihatkan jati diri mereka yg sesungguhnya, atau dengan kata lain, mereka berusaha menjadi diri sendiri. Orang seperti itu biasanya tahu apa yg hatinya kehendaki, ia juga tahu apa yg hatinya benci, sayangi, cintai dsb. Manusia yg unik, yg spesial atau yg memiliki ciri khas selalu menghargai dan mensyukuri apa yg ada pada dirinya. Orang-orang ini berupaya menjadikan kelemahan dan kekurangan pada dirinya sebagai kelebihan/keunikan. Lihat Tukul Arwana misalnya atau Omas atau Sule, sepintas mereka bertingkah seperti orang kebanyakan bahkan jika bukan publik figur pantasnya disebut gila atau bodoh, namun penonton memiliki ikatan emosional tersendiri dengan figur-figur ini dibanding yg lainnya. Mengapa? Karena mereka lain dari yg lain. Mengapa?? Karena mereka tampil unik dan percaya diri dengan kelemahan dan kelebihan yg mereka miliki. Mereka menjadikan kebodohan mereka layak untuk diterima khalayak bahkan pantas untuk diikuti, mereka menjadikan tindakan kekanakan mereka layak dan patut untuk diberi aplaus. Keunikan yg Tuhan anugerahkan kepada kita sepatutnya disyukuri, digali, dikembangkan dan dijadikan ciri khas diri sebagai manusia yg terlahir berbeda-beda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI