Ada satu anak panti bercita- cita bisa sekolah sampai S2 dan kuliah di Jepang. Menggapai mimpi dan berusaha mengejarnya dari sekarang membuat mereka jauh dari keberadaan keluarga, menahan batin akan kerinduan sebuah keluarga, hangatnya sebuah keluarga. Anak- anak berusia belasan tahun sudah harus dan terpaksa menjalani hidup sendiri dan jauh dari keluarga.
Dapur
Banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh para pengurus. Kang Mamun harus menjual satu monitor untuk bisa membeli beras buat anak- anak di panti. Minimnya sumber dana yang ada, minimnya donatur yang membantu panti itu membuat para pengurus harus berpikir keras. Belum lagi, biaya kontrakan rumah buat anak- anak sudah harus dibayar. Mereka membutuhkan 3 juta untuk perpanjang kontrakan.
Anak - anak itu membutuhkan beras, alat kebersihan tubuh, buku dan lainnya atau kasar mereka membutuhkan bantuan dana supaya bisa tetap sekolah. Mereka membutuhkan bantuan siapapun dan dimanapun. Karena itu, jika Anda mempunyai dana lebih, sudi kiranya untuk menyalurkan bantuan kepada mereka. Mungkin Anda bisa cari tahu terlebih dahulu melalui Kang Mamun.( nomor kontaknya boleh ditanyakan ke saya ).
Mereka menunggu uluran tangan kalian....
Semoga, apa yang diperjuangkan Deja, Kang Mamun dan kawan -kawan lainnya di #KampusPeduli membuahkan hasil yang manis. Anak- anak didikannya, semua menjadi orang yang sukses, menjadi orang peduli pada sesama juga, mencapai cita- citanya, dan bermanfaat bagi keluarga, lingkungan sekitar , bangsa dan negara. Berikut juga, amal yang dilakukan Deja, Kang Mamun dkk, dibalas oleh Tuhan. Amin.
With Love,
--semoga semua mahluk hidup berbahagia--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H