Mohon tunggu...
Fathin NawwarM
Fathin NawwarM Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa UMy

Mahasiswa gabut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mewujudkan Kembali KTT AS-Korut

9 Juni 2018   17:32 Diperbarui: 9 Juni 2018   18:40 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Hal yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat internasional adalah terwujudnya Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Korea Utara, Kim Jong-Un. 

Namun, Trump pada Kamis 24 Mei 2018 secara tiba-tiba membatalkan KTT, yang dijadwalkan untuk 12 Juni di Singapura. Trump menyebutkan "Kemarahan luar biasa dan permusuhan terbuka" yang dilakukan Korea Utara baru-baru ini membuat pertemuan bulan depan sulit terealisasi sehigga dia memilih untuk membatalkan itu.

"Sayangnya, berdasarkan kemarahan yang luar biasa dan permusuhan terbuka yang ditampilkan dalam pernyataan terbaru Anda, saya merasa waktunya tidak tepat pada saat ini untuk mengadakan pertemuan yang telah direncanakan selama ini," kata Trump dalam surat yang ditujukan langsung kepada Kim Jong-un.

Walaupun orang nomor 1 di negara Super Power itu secara langsung membatalkan pertemuan antara kedua orang tersebut, dari Pemerintah Korea Utara dan Pemerintah Amerika Serikat sendiri berusaha untuk mewujudkan kembali pertemuan antara Donald Trump dengan Kim Jong-Un.

Dari pemerintah Korea Utara sendiri, menyatakan bahwa Korea Utara masih terbuka untuk melakukan pembicaraan guna menyelesaikan ketegangan dengan Amerika Serikat terkait program senjata nuklirnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan mengatakan Pyongyang "terkejut" dengan pembatalan pertemuan tersebut. Dia menjelaskan bahwa sikap keras yang dilakukan oleh Korea Utara kepada Washington dalam beberapa pekan terakhir hanyalah sebuah bentuk "protes" terhadap retorika Amerika Serikat dan hal itu menunjukkan pentingnya pembicaraan antara kedua negara.

"Untuk mengumumkan KTT dibatalkan adalah kejutan bagi kami dan kami tidak merasa itu sangat disayangkan," kata Kim sebagaimana dilansir Reuters, (25/5/2018).

Kim Kye Gwan menjelaskan bahwa tujuan dan keinginan Korea Utara adalah melakukan segalanya demi perdamaian dan stabilias yang ada di Semenanjung Korea serta umat manusia. Korea Utara pun selalu bersedia memberikan waktu dan kesempatan pada Amerika Serikat untuk menyelesaikan masalah antara kedua negara.

Di kubu Amerika sendiri, tidak lama setelah pengumuman pembatalan, Trump kemudian mengutarakan bahwa rencana pertemuan itu "belum berubah" dan dirinya masih berharap pertemuan masih bisa digelar.

Perkembangan tersebut kemudian disusul dengan pertemuan mendadak antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, pada Sabtu (26/05). Pertemuan antara kedua pihak ini sesungguhnya dipelopori oleh Amerika Serikat sendiri.

Juru bicara Persiden Moon mengatakan bahwa kedua pemimpin menjalin dialog "terbuka" yang berlangsung sekitar dua jam. Langkah ini dilaporkan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali rencana pertemuan puncak pemimpin AS-Korea Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun