Mohon tunggu...
Imeylda Putri
Imeylda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi berolahraga, bernyanyi. Tertarik mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang dan Spirit : Integrasi Nilai Islam dalam Desain Arsitektur

17 Desember 2024   08:54 Diperbarui: 17 Desember 2024   08:54 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pastinya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya arsitektur. Karena jika tidak ada arsitektur bagaimana kita dapat membangun rumah atau bangunan yang tentunya ada fungsinya. Disini saya akan membahas mengenai ilmu arsitektur dikaitkan dengan paradigma integrasi Islam. Sebelum ke pembahasan tersebut, ada penjelasan mengenai pengertian arsitektur. Arsitektur merupakan bidang yang mengintegrasikan seni dan ilmu pengetahuan dalam menciptakan struktur dan ruang. Hal ini mencakup berbagai elemen, termasuk estetika, kegunaan, serta konteks sosial dan budaya. Arsitektur tidak hanya terpusat pada bentuk fisik, tetapi juga pada bagaimana ruang dapat mempengaruhi pengalaman individu. Setiap desain yang dibuat oleh arsitek memperhitungkan aspek-aspek seperti pencahayaan, sirkulasi udara, dan pemilihan material yang ramah lingkungan, sehingga menghasilkan suasana yang nyaman.

Di samping itu, arsitektur juga merefleksikan nilai dan identitas suatu komunitas. Berbagai gaya dan metode konstruksi dalam arsitektur mampu mendokumentasikan sejarah dan budaya suatu daerah. Mulai dari bangunan bersejarah yang menggambarkan tradisi setempat hingga desain kontemporer yang menunjukkan inovasi, arsitektur berperan sebagai cermin perkembangan suatu masyarakat. Dengan demikian, arsitektur lebih dari sekedar kegiatan pembangunan, ini adalah tentang menciptakan ruang yang bermakna serta memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia dan lingkungan.

Selanjutnya pembahasan inti mengenai ilmu arsitektur dikaitkan dengan paradigma integrasi islam dan juga ilmu sosial humaniora, yang terdiri dari tiga aspek yakni :

  • Aspek Bayani

Bayani menjelaskan berdasarkan ayat Al-Qu'an, nah ayat Al-Qur'an yang mengenai ilmu arsitektur terdapat pada Q.S Al-Baqarah ayat 22 :

Sumber : Abusyuja.com
Sumber : Abusyuja.com

Analisis dari Q.S Al-Baqarah ayat 22 mengenai ilmu arsitektur pertama Konsep Lingkungan dan Ruang. Dalam ayat ini, Allah digambarkan sebagai yang menciptakan langit dan bumi sebagai kediaman yang harmonis bagi manusia. Dalam dunia arsitektur, hal ini menunjukkan betapa pentingnya merancang bangunan yang dapat berintegrasi dengan alam. Arsitektur dipahami sebagai usaha manusia untuk membentuk ruang yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga menghargai dan memanfaatkan lingkungan di sekitarnya. Desain yang peka terhadap iklim dan memanfaatkan material lokal mencerminkan hikmah ini. Kedua, Penggunaan Sumber Daya. Penyebutan mengenai air yang diturunkan serta buah-buahan yang dihasilkan menyoroti pentingnya aspek keberlanjutan dalam bidang arsitektur. Pada intinya, perencanaan arsitektural harus memperhatikan sumber daya alam dan cara untuk mengelolanya secara bijaksana. Ini termasuk pengolahan air hujan, penerapan energi terbarukan, dan rancangan yang meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Dengan memahami dan menghargai sumber daya yang diberikan oleh Allah, para arsitek dapat membangun struktur yang fungsional sekaligus berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Robb kalian itulah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian Supaya kehidupan kalian berjalan dengan mudah di atas permukaan nya, dan langit sebagai atap yang kuat dan menurunkan hujan dari awan yang dengan itu dia mengeluarkan untuk kalian beragam buah dan berbagai macam tumbuhan sebagai Rizki bagi kalian. Maka janganlah kalian mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah dalam beribadah sedangkan kalian mengetahui keesaannya dalam menciptakan dan memberi rezeki serta hak tunggalnya untuk diibadahi.

Tafsirul Jalalain menjelaskan perihal Surat Al-Baqarah ayat 22 bahwa Allah menjadikan bumi sebagai hamparan yang terbentang tiada tara baik kekerasan maupun kelunakannya sehingga tidak mungkin menetap terus menerus di dalamnya. Sedangkan "langit sebagai bangunan" maksudnya adalah sebagai atap. "Jangan kamu menjadikan sekutu bagi Allah," yaitu persekutuan dalam penyembahan. "Padahal kamu mengetahui" bahwa pencipta itu semua adalah Allah, bukan mereka yang dianggap sekutu-Nya. Padahal, tidak dapat disebut tuhan kecuali zat yang menciptakan.

  • Aspek Burhani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun