Mohon tunggu...
Imey Nur
Imey Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

luv Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilema Antara Passion dan Uang

14 Januari 2015   02:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap orang punya passion. Passion itu hobi, dan itu tidak boleh karena uang. Karena kalau passion ini digerakkan oleh uang, umurnya takkan panjang. Meskipun ia berhasil dapat banyak uang. Karena orang itu akan berhenti melanjutkan passion itu ketika tidak lagi menghasilkan uang dari situ.

Uang itu punya sayap seperti burung. Kalau dikejar, ia akan terbang. Makin diburu, makin tidak kembali. Dan kita akan semakin putus asa.

Apa passion anda?


Untuk mudahnya, pertanyaannya kita ubah. Pekerjaan apa yang kalau anda diminta melakukannya tanpa dibayar, anda tetap bersedia melakukannya dengan sebaik-baiknya? Itulah passion anda.

Kalaupun anda mendapatkan uang dari situ, anggap saja bonus..

Seorang guru yang memiliki passion pada profesinya akan tampil sungguh-sungguh ketika mengajar. Sama seriusnya dengan ketika ia mengajar dengan bayaran ratusan ribu per jam pelajaran.

Rumput tetangga bikin tak nyaman


Tiap orang punya passion masing-masing. Tapi sering kita meninggalkan passion hanya karena melihat rumput tetangga yang seolah lebih hijau. Dan ahirnya kita kecewa karena passion kita ternyata tidak sehijau itu. Kita pun beralih ke passion yang lebih menghasilkan.

Ini keliru. Mungkin saja kita memang lebih kaya. Tapi biasanya hanya sesaat? Lalu kebahagiaan kita hilang, begitu juga uangnya. Rugi dua kali. Padahal, passion kalau terus diasah dengan fokus, jelas akan membuat kita semakin expert dan spesialis.

Di atas semua itu, passion dan hobi kita akan membuat jiwa kita lebih bahagia. Buktikanlah sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun