Benar kata Beckanbauer, Inggris masih usang, mereka belum berubah…
Ketika John Terry menguasai bola, dia memberikannya pada Lampard, tanpa pikIr panjang apalagi kreatifitas, Lampard cepat-cepat memberikannya pada Milner di sisi garis sebelah kanan atau Cole di sisi kiri, lari sedikit lalu…… umpan silang ke kotak pinalti….. rusuh di sini, tunggu sebentar, gol atau bola kembali ke lapangan tengah…. Diulang lagi…. Jadilah KICK AND RUSH.
Tak ada yang salah dengan KICK AND RUSH, toh itu adalah suatu gaya bermain yang bebas untuk dimainkan oleh kesebelasan manapun. Tapi untuk maju memang diperlukan pembelajaran.
Jika menilik bahwa keberhasilan dapat dilihat dari hasil akhir, Inggris harus banyak belajar. Kick and Rush hanya dapat membawa Inggris menjadi juara piala dunia untuk sekali-kalinya ketika mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia
Sering terdengar celetukan sirik “lha pantes aja menang, wong main di kandang sendiri”
The Three Lion harus banyak berubah, tinggalkan gaya itu, setidaknya belajar dari klub-klub anggota kompetisi mereka. Manchester United bermain indah dan efektif, Chelsea sudah banyak berubah sejak Maurinho mengasuhnya. Arsenal sudah meninggalkan gaya tradisional mereka bahkan sebelum MU dan Chelsea, Mereka disebut-sebut sebagai klub britania yang sudah mengadopsi cara bermain Eropa Daratan
Kenyataannya perubahan gaya bertanding berbanding lurus dengan prestasi, siapa meninggalkan Kick and Rush dia dulang prestasi.
Tetapi ada masalah disini. Arsenal, Chelsea dan Manchester United dimainkan oleh banyak pemain luar Inggris. Kenapa Terry, Ashley Cole, Carrick tidak bisa menularkannya ke Tim Nasional, bahkan kenyataannya Capello bukan orang Inggris juga., ternyata sangat sulit untuk merubahnya, patut diingat bahwa Capello telah melatih Inggris lebih dari setahun yang lalu.,dan Capello benar-benar belum bisa merubahnya.
Terakhir, meskipun bisa disebut Kick And Rush adalah suatu taktik (bahkan mungkin idealisme) dalam sepakbola yang patut kita hormati.. Meski, tetaplah bahwapembelajaran dalam hal apapun harus tetap berjalan……belajar dari idealisme lain memang perlu, untuk mnyempurnakan idealisme diri kita sendiri.
www.sepakbolaria.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H