Mohon tunggu...
Imeltiana
Imeltiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Mahasiswa Akuntansi Untag Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Optimalisasi Kebun TOGA untuk Kemandirian dan Kelestarian Lingkungan oleh Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya

9 Juni 2024   11:48 Diperbarui: 9 Juni 2024   11:54 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pribadi

Program yang dicetuskan oleh Sub Kelompok 7 KKN NR 4 beranggotakan 3 mahasiswa, yaitu Arel Saputra Setyawan (Ilmu Hukum), Abdul Muid Laitupa (Teknik Arsitektur) dan Imeltiana (Akunansi) dari UNTAG Surabaya di kebun TOGA RW 03 Medokan Semampir bukan hanya sekadar proyek penanaman tanaman obat. 

Program ini adalah sebuah langkah signifikan menuju kemandirian kesehatan masyarakat sekaligus pelestarian lingkungan. Lima jenis tanaman obat utama yang ditanam---jahe merah, temulawak, kumis kucing, kencur, dan kunyit---memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa serta kemampuan adaptasi tinggi terhadap lingkungan setempat.

Program ini tidak hanya mendorong penggunaan sumber daya alam secara bijaksana, tetapi juga memberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan tanaman obat dalam kehidupan sehari-hari. Edukasi ini penting karena mengembalikan pengetahuan tradisional yang sering kali terlupakan di tengah arus modernisasi. 

Masyarakat yang terlibat dalam setiap langkah penanaman menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dengan cara alami dan berkelanjutan.

Partisipasi aktif mahasiswa KKN dalam program ini juga menunjukkan manfaat ganda. Mereka tidak hanya belajar teori di kampus tetapi langsung mempraktikkannya di lapangan, menggabungkan ilmu pengetahuan dengan aksi nyata. Pengalaman ini memperkaya wawasan mereka tentang manajemen kebun, teknik pertanian, serta pentingnya keberlanjutan lingkungan. 

Hal ini sangat berharga dalam membentuk generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dan kesehatan.Pernyataan dari Bapak Suhartojo, Ketua RW 03, dan Pak Harsono, pengurus kebun TOGA, menggarisbawahi harapan besar dari program ini. Keduanya melihat kebun TOGA sebagai sarana untuk memberdayakan masyarakat secara kesehatan dan ekonomi. Harapan mereka agar kebun ini dapat menjadi model bagi daerah lain sangat relevan dalam konteks saat ini, di mana isu lingkungan dan kesehatan menjadi semakin mendesak.

Program tanam TOGA ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak---mahasiswa, warga desa, dan pengurus setempat---dalam mencapai tujuan bersama. Kerjasama semacam ini memperkuat ikatan sosial dan membangun komunitas yang lebih resilien.

Masyarakat setempat yang mengapresiasi proyek ini menyadari potensi besar dari kebun TOGA untuk dikembangkan lebih lanjut. Diversifikasi jenis tanaman dan perluasan lahan bisa menjadi langkah berikutnya untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan manfaat bagi lebih banyak orang.

Secara keseluruhan, program penanaman TOGA di kebun TOGA RW 03 Desa Medokan Semampir adalah contoh nyata bagaimana integrasi antara pendidikan, partisipasi masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan dapat berjalan seiring. Dengan komitmen yang kuat, model ini dapat direplikasi di berbagai daerah lain, membuka jalan menuju masyarakat yang lebih mandiri dalam hal kesehatan dan lebih peduli terhadap lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun