Mohon tunggu...
Imel's Poenya
Imel's Poenya Mohon Tunggu... -

a simple mother

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hadiah Terakhir untuk Megawati

8 April 2014   22:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertarungan politik wanita yang satu ini memang menjadi berita yang hangat dibicarakan dari tahun ke tahun selama  40 tahun terakhir.  Satu-satunya petarung wanita yang awet di kancah politik dan membawa nama Soekarno serta tetap setia dengan arah perjuangan partai, membuatnya menjadi magnet bagi rakyat Indonesia dan membuatnya menjadi alasan keamanan perlu ditingkatkan karena ditakutkan kekuatan PKI kembali ke bumi Nusantara ini.

Perjuangannya di sepuluh tahun pertama penuh dengan tekanan. Namun simpati dan dukungan langsung datang melalui orang-orang terbuang dan teraniaya. Megawati dikelilingi lebih banyak orang dunia hitam dibandingkan para pengusaha dan cendikiawan, bagaikan banteng di kandang singa. Di sinilah sebenarnya letak kekuatan Megawati yang sejati, kekuatan wanita yang lembut namun bisa memimpin begitu banyak singa kelaparan.

Ucapannya yang lugas bisa membuat telinga kawan dan lawan politiknya memerah.  Pikirannya dan kebijakannya bisa membuat kawan politiknya beragumen keras , sehingga banyak kawan seperjuangan yang pergi dari sisinya.

Wanita pejuang di dunia modern yang ditakdirkan oleh Alloh untuk belajar politik secara diam dan otodidak. Menjadi anak Presiden RI adalah jalan Alloh yang pertama untuk Megawati di dalam mempelajari politik.
Jalan Megawati di dalam pembelajaran politik penuh dengan suka dan duka, caci dan maki. Namun semua itu tak membuatnya mundur di dalam berjuang bersama partainya. Di saat yang sama banyak pejuang wanita dari partai lain mundur.

Seperti kata pepatah  " Belajar sampai ke liang kubur "  tampaknya itu pula yang terjadi pada sosok wanita tangguh ini. Megawati banyak belajar dari kesalahan orang lain dan dirinya sendiri , Megawati cepat mengerti dan berubah.  Megawati menjadi pribadi yang lebih kalem dan santai di dalam mejawab setiap pertanyaan miring, Megawati menjadi pribadi yang lebih hangat ketika berbicara dengan orang lain. Satu hal, Megawati bertambah cerdas dalam tanya jawab.

Megawati, apapun kata orang, di saat engkau tiada nanti mereka akan merindukan sosokmu. Mereka akan mengelu-elukanmu dan akan ada nama jalan atas namamu. Dan namamu akan dikenang sepanjang masa sebagai salah satu dari sedikit  Srikandi Nusantara.

Megawati, terimalah kado terakhir dari bunda di pertarungan politik saat ini. Bunda bangga padamu.

Purwakarta, 8 April 2014.
Meyambut Hari Kartini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun