Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat. Sejarah menunjukkan bahwa dinamisme negeri ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Waktu terus berubah dan bahkan jika mereka ikut berubah, mahasiswa memiliki sesuatu yang tidak akan berubah yaitu idealisme dan antusiasmenya. Sebagimana yang tertulis dalam sejarah Indonesia, gerakan mahasiswa kerap menjadi pionir perjuangan bangsa. Budi Utomo merupakan gerakan mahasiswa pertama di Indonesia, gerakan ini didirikan pada tahun 1908 yang berfokus kepada pengembangan generasi muda, pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Baru pada tahun 1970-an munculah gerakan mahasiswa menggugat dimana hal ini diawali oleh kenaikan harga BBM.
Melihat realita yang berkembang akhir-akhir ini, gerakan mahasiswa yang terjadi merupakan bentuk perjuangan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat. Karena wakil rakyat yang yang kita percaya ternyata tidak sepenuhnya mendengarkan suara-suara masyarakat. Banyak kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak pada rakyat. Pemerintah cenderung berkata-kata manis hanya pada saat kampanye saja, setelah terpilih mereka akan melupakan janji-janjinya terhadap masyarakat. Apabila ini terus berlanjut, keberlangsungan Indonesia sebagai negara demokrasi akan goyah.
Peranan Mahasiswa
Banyaknya penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah memunculkan berbagai gejolak sebagai reaksi ketidak setujuan masyarakat. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah disebabkan oleh pemerintah sendiri yang lalai dan abai akan masyarakatnya. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa harus memiliki pemikiran yang tidak mudah dipengaruhi oleh siapa pun. Oleh karena itu, posisi mahasiswa harus dipergunakan untuk memperjuangkan suara masyarakat dan menyeimbangkan kepentingan antara pemerintah dan rakyat.
Pertama, mahasiswa harus menjadi mediator antara pemerintah dan masyarakat. Keterbatasan pemerintah dalam menyampaikan kebijakan baru yang telah dibuat mengharuskan mahasiswa menjadi penghubung dalam menyampaikan kebijakan baru tersebut dengan bahasa yang ringkas dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Karena mahasiswa merupakan kaum terdidik sudah seharusnya mahasiswa berperan dalam membagikan informasi yang jelas kepada masyarakat. Terutama kebijakan-kebijakan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, sudah seharusnya mahasiswa membagikan dan menjelaskan informasi tersebut agar tidak terjadi salah penafsiran dan kesalahan pahaman.
Kedua, mahasiswa harus menjadi bagian dari aspirasi masyarakat itu sendiri. Tantangan terbesar sebagai mahasiswa yaitu bagaimana kita dalam mengartikan tugas dan kewajiban kita dalam kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa diharuskan peka terhadap kejadian-kejadian yang tengah terjadi disekitarnya. Suara mahasiswa tidak harus seirama dengan pemerintah dalam membela kepentingan masyarakat. Namun, suara mahasiswa harus tetap sejalan dengan hati nurani masyarakat. Ketiga, mahasiswa diharuskan berani dan kritis sebagai alat penyimbang kekuatan secara politik.
Sebagai yang telah tertuang dalam sejarah, mahasiswa dituntut agar dapat mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat. Oleh karena itu, mahasiswa harus memegang teguh tri dharma perguruan tinggi yang selalu menjadi kalangan oposis dalam mengontrol kekuasaan agar tidak bertindak secara sewenang-wenang dalam rangka mewujudkan tujuan dan cita-cita negara sebagai negara demokrasi.
Dengan adanya mahasiswa sebagai amplifikator suara rakyat, harapanya agar pemerintah tidak lalai dan abai akan janji-janjinya. Serta, terbentuknya kebijakan-kebijakan baru yang lebih memihak rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H