Mohon tunggu...
Imelda Sucia Maharani
Imelda Sucia Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tenant Relation

Czennie🌱

Selanjutnya

Tutup

Book

Kritik Sosial Novel Egosentris

18 Desember 2023   04:33 Diperbarui: 18 Desember 2023   04:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Syahid Muhammad
Penerbit: Gradien Mediatama
Tahun Terbit: Februaari 2020, Cetakan kedelapan
Jumlah Halaman: 371
 
Sinopsis Novel
Novel ini bercerita tentang tiga orang sahabat dengan karakter yang sangat berbeda. Fatih, pria yang tumbuh besar di tengah kesulitan, sejak ia kecil ayahnya telah meninggal danibunya yang berbisnis kosmetik bangkrut. Akhirnya untuk memenuhi kebutuhan Fatih,Ibunya memutuskan untuk berjualalan keripik sebagai biaya hidup dan sekolah Fatih dari bangku sekolah dasar hingga kuliah.Kemudian Fana, anak perempuan semata wayang dariorang tua yang berprofesi sebagai psikolog. Sejak lahir hingga ia cukup umur, Fana tidak pernah mengambil keputusan sendiri, serta tidak pernah hidup mandiri dan bebas, hidupnyamasih saja dan harus di bawah kontrol orang tua, bahkan baju yang dikenakan Fana saatkeluar rumah haruslah sesuai dengan keinginan orang tuanya, jika tidak maka ia tidak bolehkeluar rumah.Lalu Saka, seorang pria yang populer tak hanya karena ketampanannya namun juga keramahannya yang tentunya sering membuat banyak wanita berharap lebih padanya.Walaupun begitu, semenjak ayahnya meninggal, Saka tidak akur dengan keluarganya. Ibunyatinggal bersama adik-adiknya, kerap sekali ketika Saka pulang ia memarahi adik-adiknyadengan alasan yang bermacam-macam. Ketiganya adalah mahasiswa psikologi yang belajardi suatu universitas di Bandung.
 
Kritik sosial yang terjadi pada novel egosentris
- Ketidakadilan hukum
“Dua tahun penjara”, ucap sang Hakim. Saudagar kaya tersenyum mendengar keputusan hakim karena telah berhasil memberi pelajaran keadilan. Dalam sakunya, penuh dengan harta hasil memeras singkong dan keringat para buruh. Dalam hatinya, penuh dendam kepada sang pencuri yang harus diberi pelajaran.
“Dasar enggak berkeprimanusiaan. Giliran koruptor aja dibebasin, kakek yang ngambil singkong sebiki doang dipenjarain. Mau jadi apa negara ini?”
- Isu kekerasan seksual dan kesetaraan gender
Tulisanya mewakili banyak kaum perempuan dalam menanggapi kasus-kasus pemerkosaan yang marak terjadi. Itu membuat Widya diundang oleh banyak institusi untuk dapat menyuarakan aspirasi wanita seumuranya.
- Kekerasan dalam game online
“Lu ga main juga?” tanya Saka memecah keheningan Fatih.
“Males gue main gituan, niat menghibur diri malah kesal sendiri liat komen-komen orang.” jawab Fatih malas sambil berselancar membaca berita-berita headline today.
“Kenapa emang?” tanya Saka lagi.
“Lah main game, bawa-bawa negara, bawa-bawa suku. Kan lucu. Main game aja jari-jarinya pada anarkis.” ucap Fatih.
- Ujaran kebencian mempengaruhi generasi muda menjadi apatis dan deskriminatif
Tapi sesuai apa yang lu bilang waktu itu, mungkin lu gabisa milih untuk peduli sama siapa. Sama kayak gue, gue juga gabisa milih peduli sama siapa dan apa. Sampe aakhirnya gue capek peduli sama orang-orang, sama komen-komen di media sosial, sama postingan-postingan saling nyindir. Yang katanya ngomongin kebenaran, tapi keadaan malah makin gak bener, capek sama orang-orang yang muter terus yang gak pengen gue tahu. Capek sama diri gue sendiri juga, yang gak bisa ngontrol itu. Sama orang-orang yang kayaknya susah kalo ngomong baik-baik.

Berikut merupakan beberapa kritik sosial dalam novel “Egosentris” yang penulis temukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun