Mohon tunggu...
Imelda Febriyanti
Imelda Febriyanti Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Keep Fighting:)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stress, Warga Surabaya Terusik Suara Sirine Ambulans Covid-19

16 Juli 2021   11:08 Diperbarui: 16 Juli 2021   19:58 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

            Warga desa Keputih, Sukolilo, Surabaya akhir-akhir ini sempat viral di media sosial, sebab warga desa tersebut memasang sejumlah banner yang bertuliskan larangan membunyikan sirine bagi ambulans yang lewat.  Warga desa Keputih merasa stress, resah, dan terganggu dengan suara sirine ambulans maupun mobil jenazah covid-19 yang melitas di jalan desa, yang menuju TPU Keputih. TPU Keputih diketahui merupakan lokasi dimakamkannya jenazah pasien covid-19. Selain melarang untuk membunyikan sirine, warga keputih juga meminta kepada para pengantar jenazah agar tidak arogan. "Anda telah memasuki wilayah kampung kelurahan Keputih, 1. Ambulance (Mobil jenazah) matikan sirine, 2. Pengantar jenazah jangan arogan. Jangan ganggu ketentraman warga kampung kami," bunyi banner yang dipasang oleh warga setempat.

       Di media sosial juga beredar video, warga desa keputih ini terlihat menghentikan sebuah ambulans yang lewat. Warga bahkan ada yang terlihat meneriaki sambil mengelilingi mobil jenazah.  "Untuk para pengantar jenazah covid-19 bilamana memasuki wilayah kampung keputih, sirene harus dimatika", kata salah satu warga dalam video tersebut. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Indi Nuroini membenarkan berita tersebut, ia mengatakan bahwa banner meminta sirine ambulans dihentikan itu dipasang oleh warga setempat, sejak beberapa hari lalu sebagai respons atas kegelisahan dan keluhan suara dari sirine ambulans yang melintas di wilayah tersebut.

        Indi Nuroini juga menjelaskan, dalam sehari rata-rata ada sekitar 50 mobil ambulans yang melewati jalanan kampung menuju ke TPU Keputih. Jumlah itu juga belum termasuk mobil keluarga yang mengiringi. "Hal itu semua membuat masyarakat di kampung kami menjadi resah. Sehingga kami sepakat membuat imbauan seperti itu supaya mereka tetap santun ketika di jalan." Ujar dia.

        Satgas penanganan covid-19 di Jawa Timur merespons cepat keluhan warga tersebut. Wakil sekretaris satgas, Irvan widyanto mengatakan, pihaknya telah bekoordinasi tentang permintaan warga Keputih itu ke seluruh rumah sakit yang ada di Surabaya. "Sudah kami sosialisasikan, termasuk ke seluruh Rumah sakit di Surabaya untuk tidak membunyikan sirene ambulans," kata irvan, kamis (15/7). Seluruh Rumah sakit kata irvan juga menyambut dengan baik permintaan warga Keputih tersebut. Mereka sepakat akan mematikan sirine saat melewati jalan kampung, saat mengatarkan jenazah covid-19 ke TPU Keputih. "Bersedia semua, rumah sakit di surabaya untuk tidak membunyikan suara sirine mobilnya" ujarnya.

        Indi mengamini bahwa sampai saat ini mayoritas ambulans yang melintas sudah tidak ada lagi yang menyalakan sirinenya. Jalanan kampung pun jauh lebih tertib dari pada yang sebelumnya. Sama, Lurah Keputih, Itaqwati Oetomo mengaku juga mendapatkan keluhan dari warga sekitar tentang suara sirine ambulans yang berlalu lalang. "Soalnya kan dekat sama TPU Keputih. Sehari bisa sampai 100-an ambulans yang lewat. Malam-malam juga ada," kata ita. Ita juga mengaku bahwa dia sudah bersurat pada Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya. Melalui surat itu, ita menyapaikan semua keluhan dan memfasilitasi semua permintaan warga. "Sudah kirim surat. Sudah juga berhubungan via Whatsapp. Sekarang semuanya sudah clear," ucapnya.

        Berbeda Kapolsek Sukolilo, Kompol Subiyantana menjelaskan banner yang dipasang tersebut adalah upaya dari pihaknya untuk memfasilitasi para warga Keputih, sekaligus untuk menghindari adanya penolakan warga setempat. "Sudah bersurat ke dinos juga Kami memfasilitasi warga dan menjembatani aspirasi para warga Keputih," kata Subiyantana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun