Mohon tunggu...
Siti Masriyah Ambara
Siti Masriyah Ambara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemimpi dengan banyak keterbatasan

Perempuan pekerja lepas yang mencintai Indonesia dengan segala dinamikanya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Antar Anak Sekolah di Hari Pertama, Masih Penting?

17 Juli 2016   18:38 Diperbarui: 18 Juli 2016   07:21 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
harapan pada guru di sekolah (www.fun-in-first.blogspot.com)

pentingnya komunikasi dengan guru (sumber : www.whattoexpect.com)
pentingnya komunikasi dengan guru (sumber : www.whattoexpect.com)
Ini pula yang akan saya lakukan. Tentunya saya akan SKSD alias sok kenal sok dekat dengan para guru di sekolah anak saya karena mereka lah yang akan membimbing anak saya. Mereka lah yang menjadi pengganti saya ketika jam sekolah berlangsung. Jika saya tidak mengenal mereka, bagaimana saya bisa yakin bahwa saya meninggalkan anak saya di tangan yang tepat. 

Mengenal mereka, berbincang secara personal dengan mereka akan membantu saya menerima informasi yang berguna untuk proses pendampingan anak saya dirumah. Mereka, para guru, yang akan menjadi perpanjangan seluruh panca indera saya di sekolah. Mereka yang akan mendampingi, menyayangi, memberikan yang terbaik untuk perkembangan akademis maupun non akademis anak saya.

harapan pada guru di sekolah (www.fun-in-first.blogspot.com)
harapan pada guru di sekolah (www.fun-in-first.blogspot.com)
Berdamai dengan Rasa Khawatir

Menyadari bahwa anak saya bukan lagi balita yang imut dan menggemaskan adalah hal yang menakjubkan sekaligus mengkhawatirkan. Bayi mungil itu telah tumbuh menjadi seorang anak manis yang siap menjalani hari-hari barunya di sekolah. Bayi yang saya jaga sepenuh hati agar mendapatkan segala yang terbaik dirumah kini harus mulai membiasakan diri untuk menjalani kehidupan baru sebagai murid sebuah sekolah. 

Memiliki rumah kedua yang saya tidak tahu apakah akan memberinya rasa aman dan nyaman seperti yang kami, orangtuanya, berikan di rumah. Tapi, hidup adalah proses yang harus dijalani. Saya harus berdamai dengan rasa khawatir dalam hati. Karena saya tahu, seorang anak adalah mahluk kecil yang memiliki sensitifitas tinggi. Dia pasti akan merasakan pantulan kecemasan saya saat melepasnya untuk bersekolah di hari pertamanya, esok pagi. Saya tidak ingin kecemasan dan kekhawatiran saya ini dirasakan oleh anak saya, yang pastinya akan membuat dia jadi tidak percaya diri juga.

Saya harus percaya bahwa sekolah yang telah saya dan anak saya pilih untuk menjadi rumah keduanya adalah tempat terbaik dengan para guru yang terbaik yang akan membantunya tumbuh berkembang dengan baik. Tempat yang juga akan memberikan kenangan masa kecil yang indah dan membuatnya memahami bahwa hidupnya dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya.

Melepas dengan Doa

Esok pagi adalah hari istimewa untuk anak saya. Saya ingin menyiapkan segala sesuatunya yang bisa mendukung anak saya untuk berangkat sekolah dengan rasa riang. Tidak hanya perlengkapan sekolah yang sudah kami siapkan bersama, berbincang bersama untuk memahami apa yang dia rasakan ketika besok harus memulai hari barunya juga telah kami lakukan. Obrolan bersama anak inilah yang menjadi poin dalam tulisan ini.

pelukan yang melegakan anak (sumber : www.usatoday.com)
pelukan yang melegakan anak (sumber : www.usatoday.com)
Saya ingin melepasnya dengan senyuman dan pelukan hangat, sebelum menyerahkannya pada para guru agar dia yakin bahwa orang-orang di lingkungan barunya akan selalu memberikan perlindungan dan kasih sayang di saat orang tuanya tidak berada di dekatnya.

Saya ingin melepasnya dengan doa yang saya harap terdengar hingga ke Langit tempat Dia berada agar selalu melindunginya dari segala marabahaya yang mungkin timbul. Saya menyerahkan anak saya ke tangan-Nya, karena Dia-lah yang Maha Pelindung. Saya telah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik, mencari tempat pendidikan terbaik yang sesuai dengan kemampuan saya, selebihnya saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa untuk memberikan perlindungan melalui tangan para guru di sekolah barunya.

Dan, saya ingin anak saya memaknai lagu Pergi Belajar ciptaan Ibu Sud dengan sepenuh hatinya. Lagu yang sungguh merefleksikan apa yang saya harapkan untuk dipahami dan dijalani anak saya ketika dia sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun