Mohon tunggu...
Imdadur Rouf
Imdadur Rouf Mohon Tunggu... Full Time Blogger - asli purworejo

pendidikan matematika UIN Sunan kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Penerapan Kurikukum 2013? Apakah Perlu Diganti Kurikulum Lagi?

24 Desember 2019   13:28 Diperbarui: 24 Desember 2019   13:46 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memang sudah tidak asing lagi  mendengar kurikulum 2013 atau yang sering kita sebut  K-13. Kurikulum 2013 merupaka kurikulum yang menggantikan dan hasil pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP. Kurikulum sendiri memiliki definisi suatu rencana dan rancangan yang disusun, yang digunakana sebagai pedomana atau pegangan dalam melaksanakan proses kegiatan belajar  mengajar sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang ditelah di tentukan sebelumnya. 

Kurikulum 2013 sendiri merupakan kurikulum yang berisi suatu integritas sistem yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk menciptakan pengalaman belajara bermakna bagi peserta didik. Kurikulum yang menekankan pada pendidikan karakter terutama pendidikan dasar yang digunakan sebagai pondasi untuk tingkatan setelahnya. Pendidikan karakter yang dimaksudkan yaitu suatu kegiatan mendidik generasi selanjutnya untuk menyempurnakan diri dan melatih kemampuan menuju kearah kehidupan yang lebih baik.

Inti dari kurikulum 2013 ada empat yaitu Literasi, 4C, High Order Thinking skill (HOTS), dan Pendidikan Penguat Karakter yang semuanya harus ada dalam kegiatan inti KBM. Banyak kita menganggap literasi hanya sekedar membaca atau melihat suatu informasi baik dari buku maupun sumber lainnya. Padahal yang demikian itu belum bisa dikatakan litersai. 

Dikatakan literasi  mensyaratkan dua hal pokok yang harus dipenuhi, yaitu adanya sumber informasi dan pertukaran ide, sehingga literasi yang dimaksudkansuatu proses pencarian informasi kemudian membagikan hasil informasi dan bertukar gagasan informasi dari hasil pencarian. Dalam menyapaikan informasi tersebut maka masuk ke 4C yaitu  Komunikasi, Kombinasi,  Kritis, Kreatif. Bagaimana dalam mengkomunikasikan dengan baik dan mudah dimengerti, bisa mengkolaborasikan keilmuan satu dengan keilmuan lainnya kemudian kritis dan kreaktif dalam bertukar gagasan.

Kemudiann HOTS (High Order Thinking skill) sebagai alat  digunakan untuk menciptakan berfikir kritis. Karena Berfikir kritis bisa dikatakan merupakan ruhnya  K13,  dan karena dengan berikir kritis kita dapat sampai ke lapisan terdalam dalam problem, dengan problem disini adalah KD. Dengan berfikir kritis kita akan sampai ke inti masalah. 

Kritik disini harus maksimal harus dan harus tajam.  Makanya ketika dapat kritik itu tidak enak karena kritik tajamnya seperti pisau. Pisau disini HOTS yang ada pada C4, C5, C6. Sedangkan C1, C2, C3 masuk dalam kategori  LOTS (Low Order Thinking Skill). Bagaimana menggunakan HOTS agar samapai ke berfikir Kritis? Dengan HOTS kita dapat berfikir sampai bisa melihat apa yang orang lain tidak melihat masalah tentunya dengan logika.

Bagaimana penerapan K13 saat ini? Masuk pada inti pokok K13 yang pertama yaitu Literasi. Pelaksanaan literasi pada sekolah hanya sebatas menggunakan waktu yang disediakan untuk membaca suatu sumber belum sampai pada bertukar pikiran dan gagasan ide yang diterima masing-masing siswa bahkan tidak banyak sekolah yang tidak menerapkan literasi. Dengan begitu  literasi yang dimaksudkan dalam K13 belum berjalan dengan sempurna hanya sebatas mengumpulkan informasi.

Kemudian inti pokok K13 yang kedua yaitu 4C (komunikasi, kolaborasi, kritis, kreaktif) dalam penerapannya sudah ada namun tidak semua yang terkandung dalam 4C dilaksanakan, contoh saja kolaborasi. Siswa dalam menyelesaikan permasalahan masih cenderung menggunakan cara yang runtut yang ajarkan oleh gurunya sehingga belum bisa mengkolaborasikan keilmuan satu dengan yang lainnya. Begitu pula guru dalam menyampaikan materi atau ketika pembelajaran yang cenderung monoton sehingga kadang kala siswa bosan, hal ini menyebabkan siswa kurang mampu melatih kekreatifan dan dan mengkolaborasikan keilmuannya.

Selanjutnya yang berkaitan dengan HOTS, dimana guru dituntut untuk membuat skenario pembelajaran agar mutu pendidikan meningkat serta dengan HOTS ini diharapkan menciptakan dan melatih siswa berfikir kritis dan kreaktif. Tapi pada implementasinya guru dalam menyusun skenario pembelajarn masih tergolong sedang dan monoton sehingga kurang membuat minat siswa. Guru dalam pembelajaran masih menguat pada LOTS yaitu C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan) dan belum mecapai ranah HOTS yang mencakup C4 (menganalisi), C5 (mengevaluasi), C6 (mengkreasikan atau menciptakan.

Apakah perlu pergantian kurikulum baru? Menurut penulis tidak perlu, yang perlu dibenahi adalah inti pokok dalam K13 yang sampai saat ini masih belum berjalan sesuai dengan pedoman yang ada. Dimulai dari pelaksanaan Literasi yang sesuai dengan pemaparan diatas yaitu bagaimana cara pelaksaan literasi agar siswa mampu menggali informasi yang kemudian dapat menyampaikan gagasan dan bertukar gagasan dengan siswa lainnya. Kemudian menciptakan 4C pada siswa maupun guru agar saling menciptakan kekreatifan serta berfikir kritis. Dan dalam menciptakan HOTS diperlukan seminar untuk para guru bagaimana penerapan pembelajaran yang seharusnya pedoman pelaksanaan HOST sehingga guru tidak lagi bingung dalam pelaksanaan HOTS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun