Memahami sebuah realitas subjektif dan objektif sering kali membuat bingung orang. Seseorang cenderung tertukar dalam membedakan mana yang objektif dan mana yang subjektif. Dalam mempermudah memahami kedua realitas tersebut dapat menggunakan suatu media seperti menonton film. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai realitas subjektif dan objektif pada film The Matrix.
Film The matrix merupakan sebuah film fiksi ilmiah yang pertama kali dirilis pada tanggal 31 Maret 1999. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Wachowski bersaudara (Andy dan Larry). Film ini bercerita mengenai seorang hacker yang bernama Neo dan mengetahui fakta sebenarnya bahwa dirinya berada di dunia simulasi. Lantas Neo bergabung dengan kelompok pemberontak yang juga menyadari realitas untuk melawan program komputer penjaga yang disebut agen-agen.
Film Matrix menunjukkan bahwa realitas objektif merupakan sesuatu yang terjadi berdasarkan suatu hukum atau aturan universal yang berlaku tanpa pemikiran dan kesadaran manusia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya dua dunia yang saling terhubung, yaitu dunia simulasi dan dunia asli. Dunia simulasi dalam film the matrix digambarkan sebagai sebuah dunia yang mirip dengan dunia asli, tetapi dunia tersebut beroperasi berdasarkan suatu program dan kode komputer tertentu. Namun, di dunia asli manusia baik kecil maupun dewasa di diletakkan dalam sebuah alat manipulasi otak yang digunakan sebagai media untuk mengakses dunia simulasi tersebut. Jadi, adanya alat manipulasi otak dan program komputer menunjukkan bahwa dunia nyata tempat manusia dipasang alat adalah sebagai realitas objektif.
Realitas objektif dalam film ini akan sangat tampak jelas ketika manusia sudah bangun dari alat penghubung dunia simulasi. Manusia akan dihadapkan dengan realita dunia bahwa pikiran mereka selama ini terjebak di dunia simulasi. Selain itu, dijelaskan dalam film ini bahwa ketika manusia mati di dunia simulasi maka juga akan mati di dunia asli dan juga sebaliknya ketika alat penghubung dicabut di dunia asli maka juga akan membuat mati di dunia simulasi. Hal tersebut membuktikan hubungan tak terpisahkan antara pikiran dan tubuh bahwa eksistensinya berdasarkan suatu aturan dunia yang tidak dapat dipengaruhi pemikiran manusia.
Apabila melihat dari sudut pandang manusia yang tidak menyadari bahwa telah terjebak di dunia simulasi tanpa merasakan dunia nyata maka dunia simulasi tersebut dapat dikatakan sebagai realitas objektif. Hal tersebut karena ketika manusia beraktivitas sehari hari di dunia simulasi hanya mengikuti aturan dan program yang berjalan. Pemikiran manusia tidak dapat mengendalikan apa yang seharusnya terjadi sehingga hanya dapat menyesuaikan dan menjalani aturan program dunia. Namun, jika melihat dari adanya alat yang dipasang pada manusia untuk memanipulasi pikiran maka dunia tersebut dianggap sebagai realitas subjektif. Hal tersebut karena semua tindakan dan aktivitas di dunia simulasi berasal dari pemikiran seseorang di dunia nyata.
Dikatakan sebagai realitas subjektif karena manusia tidak sadar bahwa dia sebenarnya berada dalam sebuah dunia simulasi yang dikendalikan pikiran. Didalam dunia simulasi tersebut manusia dapat beraktivitas, merasakan emosi, merasakan sakit, dan memiliki pemikiran mandiri. Namun, ketika seseorang menyadari bahwa mereka berada dalam dunia simulasi, terdapat kemungkinan seseorang untuk mengontrol dunia simulasi berdasarkan pemikiran seseorang. Hal tersebut dibuktikan oleh tokoh Neo yang berhasil mengalahkan agen dengan memanipulasi program dunia seperti membuat peluru berhenti, bergerak cepat berdasarkan pemikiran tokoh Neo. Hal tersebut membuktikan bahwa dunia simulasi adalah hasil dari pemikiran Neo. Selain itu, Melalui sudut pandang agen juga menunjukkan realitas subjektif karena sebagai virus mereka mampu mengontrol program sesuai dengan keinginan pribadi. Jadi, dunia simulasi menunjukkan bahwa realitas subjektif merupakan sesuatu yang terjadi berdasarkan suatu pandangan dan perspektif manusia dalam memaknai sebuah dunia.
Film The Matrix menjadi film yang mengandung nuansa filosofis realitas. Film ini mengajak kita untuk merenungkan tentang alam semesta, keberadaan manusia, dan sifat realitas itu sendiri. Melalui eksplorasi konsep realitas objektif dan subjektif, film ini berhasil memberikan pemahaman yang lebih mudah untuk memahami bahwa realitas objektif adalah sesuatu yang terjadi berdasarkan aturan ketat dan realitas subjektif adalah sesuatu yang terjadi karena pemikiran manusia dalam memaknai sebuah dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H