Mohon tunggu...
Imawan Danuha
Imawan Danuha Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN SuKa, Jurusan KOMUNIKASI 2011 pehoby blogging (astarcy.blogspot.com) and Photographer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

DIBALIK BERKEMBANG PESATNYA USAHA “BILIK-BILLING”

24 Desember 2012   17:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:05 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Internet, adalah satu hal yang sekarang sangat tidak bisa dilepaskan dengan geliat dunia bisnis, hampir semua urusan-urusan para survival challenge tersebut selalu barsangkutan dengan dunia maya, entah itu urusan transaksi, urusan ordering, payment dan lain sebagainya. Jumlah suplai bandwidth di Indonesia akhir-akhir ini juga meningkat sangat drastis, contohnya pada perusahaan besar seperti telkom yang pada tahun 2010 menaikan kapasitas bandwidthnya menjadi 960 Gbps (src:www.telkom[dot]co[dot]id). Membaca dari salah satu internet service provider di Indonesia tersebut, memang bisa berarti bawha sekarang para provider bandwidht di Indonesia tengah gencar-gencarnya bersaing meningkatkan kapasitas bandwidth mereka masing-masing, hal itu dilakukan tidak lain karena memang permintaan dan kebutuhan koneksi di negara ini semakin meningkat, dan akhirnya sekarang bermunculan warnet-warnet di perkotaan hingga di daerah-daerah. Menurut saya hal sedemikian sangat bagus untuk kemajuan perkembangan ekonomi di Indonesia, karena urusan-urusan yang melalui dunia mayapun menjadi lancar dan mudah, namun dibalik itu semua terdapat sebuah ironi yang terjadi, khususnya hal tersebut terjadi pada warnet-warnet yang sangat banyak sekarang ini. Sangat mengerikan dan sangat ironis hal itu semua terjadi bagai sebuah norma, mari kita bahas bersama.

Sekitar dua hari sekali saya pergi kewarnet, hal ini saya lakukan ketika saya belum mempunyai laptop dan modem untuk menjelajah dunia maya, hehe. Waktu itu saya sedang asyik-asyiknya mengutakatik blog, atau bahasa kerennya blogging, seringnya saya kewarnet sore-sore maupun sehabis maghrib, merupakan waktu spesial untuk pergi kewarnet, karena memang didorong kebutuhan dan hoby jadi mau bagaimana tetep hepi, hehehe. Awal-awal saat saya memulai untuk kewarnet memang biasa-biasa saja keadaanya, itu sekitar pada tahun 2009, namun sekitar satu tahun berjalan saya diwarnet, keadaan berubah, yang awalnya warnet itu dihuni oleh orang-orang yang sedang mengerjakan pekerjaan, sedang ngeblog, dan diantara merekapun usianya lumayan sudah berumur. Belakangan ini, warnet bagai beroprasi plastik berganti muka, dari fungsinya dulu yang sangat bermanfaat, menjadi seperti tempat yang dipandang miring. Kita semua dapat melihat bagaimana geliat warnet belakangan ini, banyak anak-anak bawah umur yang sudah masuk warnet, seringnya mereka memainkan game online, ada juga remaja-remaja berpasangan yang masuk kewarnet, kadang ada yang hanya 5 menit, kadang ada yang hingga berjam-jam, saya tidak tahu pasti ngapain mereka didalam sana, hahaha. Namun realita yang terjadi tentang hal-hal yang saya sebutkan tadi selalu miring dalam pemberitaanya. Sudah sangat banyak hal itu terjadi, bahkan saya pernah menemukannya sendiri, saat saya kewarnet untuk bermain game online, pada waktu itu ada seorang anak yang mungkin berusia sekitar 10 tahun sedang bermain game online disamping saya, tak selang berapa lama ada seorang ibu-ibu datang dan langsung menarik rambut anak tersebut dengan keras, menjewer kuping anak tersebut kemudian marah-marah, ibu itu sempat bilang seperti ini “kamu itu!, sudah dibilangin! Ngeyel aja!, mau jadi apa kamu nanti, mau jadi preman ha!? Sudah brapa banyak uang ibuk yang kamu curi! Dasar maling kecil! Ayo pulang!” ibu tersebut teriak-teriak seperti itu sambil menyeret anak tersebut keluar dari warnet. Astaga, kejadian tersebut bisa terjadi persis disamping saya, saya ikut deg-degan dengan peristiwa tersebut, tidak habis disitu, dilain kesempatan, ketika saya berada diwarnet dilain tempat, waktu itu saya sedang ngeblog di siang hari sekitar pukul dua siang, ya memang jam segitu adalah jam-jam pulang sekolah, banyak anak-anak yang masih berseragam sekolah yang berada disitu, karena tempat yang penuh, maka saya kebagian di samping operator warnet tersebut, jadi ketika operator warnet tersebut sedang mengobrol dengan operator yang lain yang sedang tidak bekerja bisa kedengaran oleh saya. Sempat saya mendengar salah satu operator berbicara pelan kepada operator yang sedang berjaga “nomor 15, nomor 15 liatin”, saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, namun tak selang berapa lama dua operator tadi ketawa-ketawa didepan komputer OP, saya penasaran dan bertanya kepada mereka “ada apa mas?”, “ada yang lagi mesum mas” jawab salah satu OP tersebut, “serius mas?” saya tanya lagi “iya, tuh di nomer 15 anak SMA berduaan lagi tunggang-tunggangan, hahahaa” jawab OP tersebut lagi. Saya sangat terkejut mendengar penjelasan OP tadi. Sangathancur moral anak muda jaman sekarang, yang sudah berani melakukan hal-hal yang tak pantas secara terang-terangan didalam warnet!.

Sungguh ironi jika melihat hal-hal seperti diatas, hal seperti itu berjalan berbarengan dengan manfaat dari berkembangnya internet dimasyarakat sekarang ini. Perlu evaluasi besar-besaran demi mengatasi hal-hal sedemikian ini, pembentukan dan penanaman moral yang baik kepada anak semenjak kecil, sangatlah berperan penting untuk hal ini. Sudah menjadi tugas kita bersama untuk membenahi dan mencegah hal-hal seperti diatas, jangan sampai bertambah banyak lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun