Mohon tunggu...
Imas Talitha Wardani
Imas Talitha Wardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Skripsi Dampak Istri Pekerja Pabrik Terhadap Tingkatan Keharmonisan Keluarga (Studi Kasus di PT. Eco Garment Indonesia (ESGI) Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali

3 Juni 2023   21:32 Diperbarui: 4 Juni 2023   04:35 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Judul   : Dampak Istri Pekerja di Pabrik Terhadap Tingkatan Keharmonisan Keluarga ( Studi Kasus di PT. Eco Smart Garment Indonesia (ESGI) Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali

Penulis : Muhammad Rizal Aziz Saputro

Terbit   : 2020

            Skripsi Muhammad Rizal Aziz Saputro yang berjudul “Dampak Istri Pekerja di Pabrik Terhadap Tingkatan Keharmonisan Keluarga ( Studi Kasus di PT. Eco Smart Garment Indonesia (ESGI) Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali.” Mendeskripsikan secara jelas tentang dampak pekerjaan perempuan atau ibu terhadap keharmonisan rumah tangga

A. Pendahuluan

Era globalisasi di mana negara tidak ada sekat, informasi bisa diakses dengan mudah, maka untuk memperoleh penghidupan yang layak tidak dapat dielakkan untuk di zaman yang sudah canggih ini. Memperoleh penghidupan yang layak didambakan oleh setiap insan manusia. Baik itu sudah berumah tangga maupun yang masih belum menikah. Dalam rumah tangga diperlukan keuangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan suami istri, sehingga memerlukan adanya pekerjaan. Pekerjaan biasanya identik dengan kegiatan yang dilakukan oleh suami untuk mencari nafkah dewasa ini jumlah penduduk laki-laki dan wanita hampir sama bahkan jumlah wanita lebih banyak. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa adanya pekerja perempuan dan perlakuan pekerja perempuan dengan laki-laki sama. Tidak ada diskriminasi gender, tidak selalu seorang perempuan tidak boleh bekerja, perempuan harus di dapur. Perempuan juga harus diberikan kesempatan untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Sehingga baik perempuan maupun laki-laki dapat sama-sama menyongsong dan memiliki kontribusi terhadap negara ini dengan catatan tanpa adanya diskriminasi gender.

Dalam menjalani kehidupan berumah tangga pasti ada bercocokan entah itu bercocokan kecil yang bisa menjadi besar. Percocokan ini muncul akibat adanya salah satu kewajiban baik istri maupun suami tidak terpenuhi salah satunya. Dalam hal ini kewajiban suami istri sudah diatur dalam KHI dan dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974. Apabila salah satu suami maupun istri tidak dapat menjalankan salah satu kewajiban dan tidak dapat mempertanggungjawabkan dalam keluarga mereka, maka akan timbul suatu konflik di dalam rumah tangga tersebut, sehingga memiliki dampak pada tingkat keharmonisan keluarga mereka. Ketidak harmonisan rumah tangga ini muncul karena beberapa aspek dalam keluarga tersebut. Bisa kita lihat dari pihak laki-laki sendiri misalnya, tidak pengertian dan perhatian terhadap istrinya, tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga baik lahir maupun batin, bertindak brutal atau kasar terhadap istri dan anak-anaknya. Sehingga memicu adanya ketidak harmonisan dalam rumah tangga. Ketidak harmonisan itu kadang berdampak pada masalah ekonomi keluarga. Hal ini membuat para kaum ibu untuk memutar otaknya supaya bisa mencukupi hajat hidupnya. Sehingga itu bisa membantu suami dalam menyokong kebutuhan hidup yang setiap hari kian melonjak. Sehingga para istri bisa tampil dengan kemampuan mereka. Bahkan wanita sekarang dapat menduduki jabatan yang setara dengan lelaki.

Kemampuan wanita tidak kalah dengan kemampuan pria dalam hal jabatan pekerjaan, bahkan bisa dibilang perempuan lebih unggul. Dan seharusnya isi tidak melupakan tanggung jawabnya. Akan tetapi wanita banyak mengalami dilema akan hal ini, mereka dilema akan karirnya sebagai pekerja atau berperan sebagai ibu rumah tangga sesuai semestinya. Apabila ia menitikberatkan pada pekerjaannya maka ia akan kehilangan peran ibu yang semestinya kepada anak-anak dan suami. Jika sebaliknya maka ia akan kehilangan prospek kerja yang lumayan cemerlang untuk masa depannya. Hal ini membuat wanita dilema makan apa yang ingin dipilih. Apa dengan mengorbankan keluarga ataupun karirnya yang sudah lama diidamkan. Semakin wanita karir dalam masa dilema antara keluarga atau karir ada pula wanita yang lebih memilih untuk memilih pekerjaannya dengan dalil untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Banyak sekali para istri yang menjadi gila kerja, lupa akan tanggung jawabnya. Dari pagi hingga sore mereka mengabdikan waktunya kepada perusahaan atau tempat ia bekerja. Pagi bekerja tidak sempat mengurus anak dan suami, sore sepulang kerja para wanita para wanita biasanya mengeluh akan rasa capek yang diterima setelah berkutat pada pekerjaan yang digelutinya. Bahkan sampai masalah pekerjaan dibawa ke dalam keluarga.

Ada juga yang membawa masalah keluarga ke dalam pekerjaan. Mereka para istri menjadi lupa kewajibannya bahkan sampai merendahkan suami karena mereka merasa keuangannya sendiri sudah bagus, gaji lebih tinggi daripada suaminya. Dan ada pula wanita yang selingkuh dengan rekan kerjanya sendiri karena merasa tidak cocok lagi dengan suaminya, dan berakibat pada perceraian. Sehingga jumlah perceraian kian meningkat. Kesalahan-kesalahan kecil yang seharusnya bisa diperbaiki tetapi karena suatu hal lainnya dan kesibukan masing-masing menjadi masalah yang besar karena kurang adanya komunikasi diantara pasangan suami istri itu. Dalam hubungan yang terpenting adalah komunikasi antar sesamanya saling hormat menghormati, saya menyayangi antar satu ke yang lainnya. Apabila salah satunya tidak dilakukan maka sebagaimana mestinya tentu akan kehilangan keharmonisan dalam rumah tangga tersebut. Para perempuan, ibu rumah tangga, dan calon ibu rumah tangga, secara ramai melirik pasar kerja untuk mendapatkan posisi agar ia dapat bekerja. Gerak masyarakat nampaknya berpihak kepada perempuan, dengan memberi peluang kepada perempuan untuk menempati posisi kerja. Realitanya menunjukkan bahwa ada posisi kerja tentu lebih pas jika diisi oleh perempuan daripada diizin oleh laki-laki. Perubahan peran ibu rumah tangga ini tentu memiliki berbagai akibat, diantaranya adalah terhadap harmonisasi rumah tangga. Maka hal ini lebih penting untuk dikaji oleh peneliti yaitu mengenai DAMPAK PEKERJA ISTRI BURUH PABRIK TERHADAP TINGKAT KEHARMONISAN.

B. Alasan Mengapa Memilih Judul Skripsi Tersebut

Salah satu alasan Saya memilih judul skripsi tersebut yaitu karena di zaman sekarang ini mestinya masih banyak permasalahan dalam rumah tangga yang mengakibatkan perceraian, salah satunya yaitu kurangnya tingkat keharmonisan dalam keluarga, karena bisa terjadi beberapa hal yaitu salah satunya ketika istri sudah menggantikan posisi suaminya yaitu mencari nafkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun