Mohon tunggu...
Imas Siti Liawati
Imas Siti Liawati Mohon Tunggu... profesional -

Kunjungi karya saya lainnya di www.licasimira.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Maksimalkan Fungsi Otak, Jangan Cuma Menang Menor!

28 Januari 2014   07:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2014, tahunnya pemilu!! Apalagi tinggal hitungan bulan, negeri ini akan menghabiskan duit milyaran rupiah atas nama demokrasi. Publik pun dibuat "takjub"  karena kehadiran beberapa nama oh salah ribuan nama yang akan bertarung memeperebutkan kedudukan elite di singgasana atas nama perwakilan rakyat. Tua muda lelaki perempuan asal memenuhi syarat pun berlomba- lomba mendaftarkan diri. Kalau ditanya tujuannya sama kok, menyuarakan hak rakyat, membangun negara, mensejahterakan masyarakat, dan bla... bla... bla.... Tebak sendiri?

Nah ngomongin soal caleg perempuan, ini lagi ramai kan bahasannya gegara sosol AL dan siapa itu yang model majalah dewasa asal PKPI. Keduanya dibombardir di media massa, dunia maya terutama AL terkait "kebodohannya" di Mata Najwa dan Tata (eh benerkan ya namanya) terkait profesinya. Tapi kalau membaca artikel Auda tadi pagi, agaknya Tata pun tak beda jauh dengan AL.

Saya rasa diantara nama- nama caleg perempuan yang sekarang, pasti ada nama lain yang juga punya cela negatif dalam masyarakat. Kebetulan saja dua nama diatas sedikit lebih tenar dibanding nama- nama lain apalagi yang mewakili daerah. Kuota 30% inilah yang mengakibatkan adanya caleg- caleg perempuan yang "asal comot", yang penting terpenuhi kan yaa!

Menjadi hak masing- masing individu kok jika ingin menjadi wakil rakyat. Namun jika yang diusung atas nama perempuan namun tidak mewakili perempuan, hyaaa.... Ujungnya perempuan lagi yang kena. Bukan tak mungkin kan ada yang bilang, "Tuh kan udahlah perempuan mah cocoknya di rumah aja, ngapain sih nyaleg- nyaleg!"

Masak sih, pikiran sempit mulu!!

Tetapi belajar dari sosok sensasional, kita perempuan diajarkan untuk lebih memaksimalkan fungsi otak. Alias lebih cerdas. Majunya tekhnologi seharusnya dapat kita manfaatkan sebaik mungkin. Terutama untuk belajar banyak hal. Jangan cuma menghabiskan berjam- jam nyalon, shopping, ngerumpi, ngegosip namun sayang isi otaknya kosong. Bete kan kalau ngomong sama orang yang nggak nyambung!

selamat Pagiii...... :-)

(ISL)

Bandung, 28 Januari 2014

Ps. Kepikiran nulis ini gara- gara artikel Auda http://politik.kompasiana.com/2014/01/28/caleg-artis-perempuan-jangan-cuma-mengandalkan-popularitas-627828.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun