[caption caption="gambar diambil dari www.time.com"][/caption]
“Jadi besok mama datang jam berapa, Kak?”
Aku menggeleng cepat- cepat, “Nggak usah, Ma!”
“Loh kok nggak usah?” Mama mengernyit bingung. “Besok bagi rapor kan?”
Aku mengangguk. “Iya. Tapi aku bisa ambil sendiri kok,”
Lipatan di dahi mama bertambah, “Kok ambil sendiri bukannya biasanya orang tua yang disuruh ngambil rapor?”
“Sekarang nggak!” Kataku gusar, “Pokoknya besok mama nggak usah ke sekolah. Titik.” Sambungku terus beranjak meninggalkan meja makan. Tak kupedulikan wajah mama yang semakin bertambah bingung.
***
Wajahku bertekuk. Bu Tantri menyebalkan, gerutuku dalam hati. Beliau ngotot tak akan menyerahkan raporku jika bukan orang tuaku sendiri yang mengambil. Padahal aku sudah mati- matian memohon padanya dan mengatakan mama dan papa sibuk, tapi tetap saja tak berpengaruh.
“Telepon mamamu dan bilang ibu akan nunggu sampai jam berapapun.” Ujar Bu Tantri lagi. “Udah sana! Giliran yang lain.”