[caption caption="Gambar diambil dari www.baruch.cuny.edu"][/caption]
“Wow, Yon! Blog lo gila makin rame aje.”
Dion mengendikkan bahunya. “Makin tajir dong lo ya!” Restu, sahabatnya kembali berkomentar.
“Biasa aja, Tu.”
Restu tertawa, “Biasa gimana. Itu followers lo sampe ribuan masih lo bilang biasa. Ck, padahal identitas lo masih rahasia ya. Gimana kalau mereka tahu wajah asli lo. Bisa ngalah- ngalahin Aliando loh,”
“Nggak segitunya lah,” Geleng Dion, “Mereka kan suka karya gue. Bukan gue.”
“Kata siapa?” Restu mencibir. “Lo kan ramah banget sama mereka. Ada yang curhat aja lo ladenin. Lo sadar nggak sih itu fans lo para abg labil yang baperan,”
Dion terdiam. “Di mata mereka lo tuh sosok yang bijaksana dan cerdas. Hati- hati lo ada yang pake perasaan,” lanjut Restu. “Kayaknya udah mulai banyak juga yang hacking untuk cari tahu sosok lo yang sebenarnya.”
“Iya, gue tahu.” Dion mengangguk lemah. “Makanya gue bayar lo untuk mengatasi hacker.”
“Siap Boss!” Restu tersenyum lebar. “Beres.”