Mohon tunggu...
Imas Siti Liawati
Imas Siti Liawati Mohon Tunggu... profesional -

Kunjungi karya saya lainnya di www.licasimira.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[HUTRTC] Pulang

3 Maret 2016   05:07 Diperbarui: 3 Maret 2016   07:24 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="gambar diambil dari www.consolidatingchaos.blogspot.com"][/caption]

Minggu Pertama (Terinspirasi dari Puisi Surat dari Ibu karya Asrul Sani) 

 

Pemuda itu tersenyum menatap pemandangan di depannya. Akhirnya sampai juga. Di sini, di tempat yang selalu dirindukannya. Desa kelahirannya. Tempat seluruh cinta dan cerita tentang sebagian besar hidupnya. Perlahan ia menghela nafas panjang, membaui aroma kesegaran alam yang sudah lama tak ia rasakan.

Lama? Ya lima tahun bukan waktu yang sebentar. Bahkan gapura ucapan selamat datang di depan kampung saja sudah berganti. Lebih megah dibanding dulu yang hanya terbuat dari bambu.

“Pergilah, Nak! Kejar mimpimu, gapai cita- citamu. Pergunakan masa mudamu dengan sebaik- baiknya.”

Kilas balik awal kepergiannya terlintas. Ia ingat bagaimana sang ibu menyuruhnya untuk merantau. Meskipun dirinya hanya seorang anak desa, ia harus tetap mengejar mimpi. Mewujudkan cita- cita. Mengenyam pendidikan yang lebih tinggi untuk masa depan.

Dan kurun waktu lima tahun bukan hal mudah. Berbagai cobaan serta kesulitan tak jarang menghampiri, membuat dirinya berpikir untuk  berhenti dan kembali. Tetapi mengingat harapan serta doa ibu, iapun urung. Hingga akhirnya ia menyadari segala kesulitan yang pernah dialami menempanya menjadi pribadi yang lebih baik dan bijak. 

Dia bersiul, letak rumahnya hanya beberapa langkah dari gapura. Di sisi kanan jalan. Perasaan bahagia semakin membuncah. Dan tepat saat matanya menemukan sosok yang dirindukan tengah menyapu di halaman rumah, ia pun segera berseru,

“Emakkkkkk!”

 ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun